Sunday, April 21, 2019

PENTINGNYA MENGHAYATI UCAPAN DAN GERAKAN SHALAT



Shalat adalah sesuatu yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bagaimana dengan kita?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

جعلت قُرَّة عَيْني فِي الصَّلَاة

“Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat mengerjakan shalat” (HR. An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain keduanya. Hadits Shahih)

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan:

وقرة الْعين فَوق الْمحبَّة فَإِنَّهُ لَيْسَ كل مَحْبُوب تقر بِهِ الْعين وَإِنَّمَا تقر الْعين بِأَعْلَى المحبوبات الَّذِي يحب لذاته وَلَيْسَ ذَلِك إِلَّا الله الَّذِي لَا إِلَه إِلَّا هُوَ وكل مَا سواهُ فَإِنَّمَا يحب تبعا لمحبته

“Qurratul ‘ain” itu melebihi sekedar cinta biasa (kesukaan biasa), karena tidak setiap perkara yang dicintai pasti sebagai “Qurratul ‘ain” (paling menyenangkan hati), dan semata-mata hati itu bisa mencapai puncak kesenangannya, hanyalah dengan sesuatu yang paling dicintai, (yaitu) yang dicintai karena dirinya (maksudnya: statusnya sebagai pokok cinta dan bukan cinta cabang , pent). Dan tidak lain itu adalah Allah, yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Seluruh selain-Nya semata-mata dicintai karena mengikuti kecintaan kepada-Nya” (Risaalah Ibnil Qoyyim ila ahadi ikhwaanihi  (PDF), hal. 36).

Pada petikan yang lain beliau juga berkata:

فَالصَّلَاة قُرَّة عُيُون المحبين فِي هَذِه الدُّنْيَا لما فِيهَا من مُنَاجَاة من لَا تقر الْعُيُون وَلَا تطمئِن الْقُلُوب وَلَا تسكن النُّفُوس إِلَّا إِلَيْهِ والتنعم بِذكرِهِ والتذلل والخضوع لَهُ والقرب مِنْهُ وَلَا سِيمَا فِي حَال السُّجُود وَتلك الْحَال أقرب مَا يكون العَبْد من ربه فِيهَا

“Maka shalat dikatakan “Qurratul ‘ain” bagi orang-orang yang mencintai (Allah) di dalam kehidupan dunia ini karena di dalam shalat terdapat aktifitas bermunajat (berkomunikasi lirih) dengan Dzat, yang tidaklah senang dan tenang suatu hati dan tidaklah jiwa menjadi sakinah kecuali dengan berkomunikasi dengan-Nya dan bernikmat-nikmat dengan mengingat-Nya, merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya serta mendekatkan diri kepada-Nya.  Terlebih lagi dalam keadaan sujud, keadaan tersebut adalah keadaan hamba yang terdekat dengan Rabb nya di dalam shalat” (Risaalah Ibnil Qoyyim ila ahadi ikhwaanihi (PDF), hal. 37).

Shalat jika dikerjakan dengan baik, membuahkan kemanisan iman dalam hati! Lalu apa yang kita rasakan dalam shalat kita?

Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan gurunya, (yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah):

إذا لم تجد للعمل حلاوة في قلبك وانشراحًا فاتَّهمْه فإن الربَّ تعالى شكور.

“Jika Anda tidak mendapatkan kemanisan (iman/ibadah) dan kelapangan dalam hatimu ketika beramal (beribadah), maka curigailah amalan Anda tersebut, karena Allah Ta’ala Dzat Yang Maha Mensyukuri”

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan maksud perkataan gurunya di atas:

يعني أنه لا بد أن يثيب العامل على عمله في الدنيا من حلاوة يجدها في قلبه وقوة انشراح وقرة عين، فحيث لم يجد ذلك فعمله مدخول

“Maksudnya, bahwa Allah pasti memberi pahala pelaku amal shaleh (ibadah) di Dunia, berupa kemanisan (iman/ibadah) yang ia dapatkan dalam  hatinya, demikian pula kelapangan dan kesenangan hati , maka jika ia tidak mendapatkan hal itu, maka amalnya terkontaminasi (terkotori kotoran)” (Madarijus Salikin, Ibnul Qoyyim: 2/68).

Berapa pahala shalat kita? Simak disini. Klik
https://muslim.or.id/25214-pentingnya-menghayati-ucapan-dan-gerakan-shalat.html

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

NB: Yuk di share, semoga bisa menjadi jalan kebaikan. Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.

No comments:

Post a Comment