Saturday, August 5, 2017

# Yang Lebih Tulus Mendoakan Adalah Anakmu



Yang menyayangi-mu sejatinya
Orang tua, saudara, istri/suami dan anak-anakmu
Merekalah pahit-manis berbagi
Semua saling tulus mendoakan

Jika kau renungkan
Umur orangtua tidaklah lebih panjang darimu
Saudara-mu bisa jadi tersibukkan oleh keluarganya
Pasanganmu bisa jadi nyawanya mendahulu
Terlebih ia menikah lagi

Tersisalah anak-anakmu
Dalam gelapnya kubur
Penantian panjang hari kebangkitan
Harapanmu
Harta dan kesuksesan anakmu
Ataukah doa mereka

Saudaraku
Didiklah, perbanyaklah dan berdoalah
Anak-anak yang shalih
Bermanfaat bagi manusia dan berakhlak

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Rabbi hablii minash shaalihiin”

“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku anak-anak yang shalih”. (Ash Shaffaat: 100)

Pernahkah anda mendengar
Orang yang terheran-heran di Akhirat?
Terheran dari mana datangnya
Kedudukannya yang tinggi ini
Padahal ia sadar di dunia
Amal tidaklah banyak

Datanglah jawabannya:
“Karena Istigfar anak-anakmu”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu.’”
[Sunan Ibnu Majah ]

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

https://muslimafiyah.com/yang-lebih-tulus-mendoakan-adalah-anakmu.html

Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah                       
[9:21 PM, 7/12/2017] Bkp Fajar: # Apakah Mati Untuk Dilupakan?

Dulu kami sempat berkunjung ke museum dan di sana ada foto dan gambar lama para raja suatu daerah dengan segala kebesarannya sejak zaman dahulu setiap generasinya, kemudian digantikan dengan anaknya dan selanjutnya oleh cucunya.

Demikianlah seterusnya dan kami jadi ingat sebuah ayat dalam Al-Quran yang menegaskan setiap zaman manusia akan bergilir dan berputar

“Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” (Ali-Imran: 140).

Maksud "pergilirkan" adalah para pemimpin dan raja serta zamannya, sebagaimana dalam tafsir At-Thabari,

ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻷﻣﺮﺍﺀ

"Yaitu (pergiliran) para pemimpin/raja". (Tafsir At-Thabari)

Kami merenungkan ternyata Raja dengan segala kejayaannya dahulu telah berlalu, lalu manusiapun lupa atau mereka dilupakan sehingga datanglah generasi selanjutnya yang bisa jadi tidak kenal mereka

Saudaraku,
Apakah hanya sampai itu hidup kita? Lalu habis?
Tentu tidak, masih ada akhirat

Bisa jadi harta yang diraih mati-matian bahkan dengan cara haram untuk ditumpuk ternyata hanya akan diwariskan saja dan generasi selanjutnya, lalu mereka lupa siapa yang "memperjuangkannya"

Tatkala meninggal, ruh berpisah dari jasad
Manusia hanya akan menangisi-mu sebentar saja
Waktu dan zaman terus digilirkan dan diputar
Mereka akan sibuk dengan zamannya masing-masing

Jasadmu akan segera dikubur
Pakaianmu akan segera dibagi-bagikan
Jabatanmu segera ada yang menggantikan
Kendaraanmu segera ada tuan barunya
Rumahmu segera ada yang mengisi
Hartamu bisa jadi segera diperebutkan

Harapanmu
Hanyalah amal shalih
Penerang gelapnya kubur
serta kebaikan, ilmu dan akhlak mulia
Yang bisa jadi dikenang manusia
Sepanjangan zaman
Bersama doa mereka untuk-mu

Semoga kita banyak memilik amal shalih dan kebaikan serta  dianugrahi keikhlasan

Penyusun: Raehanul Bahraen

https://muslimafiyah.com/apakah-mati-untuk-dilupakan.html

Telegram (klik

No comments:

Post a Comment