Thursday, June 22, 2017

Jepang vs indonesia

Di Indonesia, rumah masih ngontrak aja motornya ada 2, lengkap dengan mesin cuci, kulkas, dispenser, dan TV plasma. Alasannya jelas, pengen dianggap berada.

Padahal orang berada betulan, biasanya menggunakan uangnya untuk investasi. Mengerem sementara keinginan membeli berbagai barang elektronik, agar duitnya bisa dipakai untuk membeli rumah atau tanah yang kenaikan harga per tahunnya semakin menggila. Berbagai barang elektronik hanya akan menjadi rongsokan.

Di Jepang, saat ini sedang nge trend gaya hidup minimalis. Orang orang berlomba mengosongkan rumahnya dari segala macam perabotan. Hanya mempunyai sedikit baju, kasur seadanya, laptop untuk bekerja, sudah itu aja. Tidak sumpek, malah lapang, mood pun senang.

Di Jepang, punya mobil adalah kampungan. Hanya kalangan petani yang tinggal di pedesaan yang mempunyai mobil, itupun karena berfungsi untuk mengangkut logistik pertanian. Sedangkan orang kota lebih suka berjalan kaki dan naik sepeda. Kalaupun mempunyai mobil, biasanya dibiarkan sampai berdebu di garasi.

Di Indonesia, mobil adalah simbol kekayaan. Cicilan rumah belum lunas, keburu mengambil kredit mobil. Padahal mobilitas juga belum tinggi, belum menjadi orang sibuk, cuma gara gara tetangga mempunyai mobil baru, terus ikut ikutan daripada kelihatan miskin. Seneng amat nyenengin pihak bank. Semakin banyak utang, semakin banyak bunga yang dibayar, nggak sadar diperas bankir.

Punya perabotan banyak itu boleh, selama rumah itu milik kita sendiri. Punya mobil juga boleh, selama pondasi ekonomi sudah kuat. Apa yang terlihat oleh mata hanya cover luar. Untuk apa luarnya bagus dan mapan, tetapi yang di dalam justru keropos.

{ Ditulis oleh ukhti Siti Julaihah FD }

No comments:

Post a Comment