Untaian Hikmah nan Indah
ما الفرق بين الصالح والمصلح ؟
Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)..?
الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
Orang Baik, melakukan kebaikan untuk dirinya.
Sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan utk dirinya dan orang lain..
الصالح تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .
Orang Baik, dicintai manusia..
Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia..
🗯 لماذا !!!؟؟؟؟
Koq gitu...?!?!
الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه لأنه صالح .
Rosululloh SAW sebelum diutus, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik..
ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.
Namun ketika Alloh ta'ala mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya; Tukang sihir, Pendusta, Gila..
🗯 ما السبب ؟
لأن المصلح يصطدم بصخرة
أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم .
Apa sebabnya..?
Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan..
ولذا أوصى لقمان ابنه بالصبر حين حثه على الإصلاح لأنه سيقابل بالعداوة.
Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan..
( يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك )
Hai anakku tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu..
قال أهل الفضل والعلم : مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين ،
Berkata ahli ilmu:
Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Alloh daripada ribuan orang baik...
لأن المصلح يحمي الله به أمة ،والصالح يكتفي بحماية نفسه .
Karena melalui penyeru Kebaikan itulah Alloh jaga umat ini..
Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri...
فقد قال الله عزَّ و جلَّ في محكم التنزيل :
Alloh Subhanahu wata'ala berfirman :
( وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُون َ).
"Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan satu negeri dengan zalim padahal penduduknya adalah penyeru kebaikan.."
ولم يقل صالحون ...
Ayat diatas Alloh Berfirman dengan kalimat Muslihun bukan sholihun
"...Orang Baik (Sholih)"
كونوا مصلحين ولا تكتفوا بأن تكونوا صالحين.
Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN, jangan merasa puas hanya sebagai ORANG BAIK saja...
بارك الله لناو لكم جميعا
Madinah Almunawaroh
Wednesday, August 7, 2019
Monday, August 5, 2019
Hukum Bermain Prank
dr. Raehanul
Bahraen 20 Maret 2019 7 Comments
Prank secara bahasa
dalam kamus artinya:
“kb. kelakar, olok-olok, seloroh, sendagurau. to play a p. on s.o. menipu/mengibuli seseorang.” [Selesai nukilan]
“kb. kelakar, olok-olok, seloroh, sendagurau. to play a p. on s.o. menipu/mengibuli seseorang.” [Selesai nukilan]
Permainan prank menjadi trend
sampai sekarang, bahkan menjadi program TV dan ditonton oleh banyak manusia.
Orang-orang pun ikut-ikutan bermain permainan ini. Permainan prank ini
sebagaimana definisi kata tujuannya untuk bercanda dan bermain-main
dengan “mengerjai” seseorang agar dia kaget, bingung atau ling-lung sementara.
Tingkat bercandanya ada
yang ringan semisal menyembunyikan dompet atau barang pribadi sampai tahap yang
berat atau yang disebut “super trap” (jebakan super), misalnya: Membuat lift
terlihat rusak, orang yang di dalamnya sangat panik, atau sengaja menyamar jadi
pembunuh, perampok atau setan untuk menakut-nakuti
Perlu diketahui bahwa
bercanda seperti ini tidak dibenarkan oleh syariat dengan beberapa alasan:
- Tidak boleh membuat seseorang kaget dan takut
- Bercanda seperti ini bisa jadi termasuk bercanda yang keterlaluan atau di luar batas
- Bisa membuat seseorang kaget dan marah atau tidak ridha, karena tidak semua orang suka “dikerjai” atau dibuat malu
- Orang yang membuat permainan seperti ini dikhawatirkan akan keras hatinya karena terlalu sering tertawa, apalagi tertawa di atas kekagetan orang lain
- Masih banyak hiburan lain yang hukumnya mubah sebagai penghilang penat kita, tidak harus dengan melakukan prank
Terdapat larangan untuk
membuat kaget dan menakut-nakuti orang lain.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Tidak halal bagi
seorang Muslim menakut-nakuti Muslim yang lain.” [HR Abu Dawud, shahih]
Larangan semacam ini
tetap tidak boleh walaupun bercanda, perhatikan hadits berikut, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ أَخِيهِ لاَعِبًا وَلاَ جَادًّا
“Tidak boleh seorang
dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.” [HR
Abu Dawud, hasan]
Maksudnya mengambil
barang dengan tujuan main-main, Syaikh Muhammad Al-Mubarakfuri berkata,
ﺃﻱ ﻳﺄﺧﺬ ﻋﻠﻰ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻤﻼﻋﺒﺔ
“Yaitu mengambil barang
untuk tujuan bermain-main saja.” [Tuhfatul Ahwadzi 2/316]
Bahkan dapat menyebabkan
seseorang marah dan tidak ridha, Muhammad Aabadiy berkata,
ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻷﺧﺬ ﻟﻌﺒﺎ ﻓﻸﻧﻪ ﻻ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﻓﻴﻪ ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺳﺒﺒﺎ ﻹﺩﺧﺎﻝ ﺍﻟﻐﻴﻆ
ﻭﺍﻷﺫﻯ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺘﺎﻉ
“Larangan dari mengambil
barang untuk bercanda karena tidak ada faidah/manfaatnya bahkan bisa menjadi
sebab marah dan terganggunya orang yang memiliki barang tersebut.” [‘Aunul
Ma’bud 13/236]
Bisa jadi juga permainan
prank ini sebagai ajang “mengerjai” orang lain lalu ditertawakan ramai-ramai
bahkan menjadi olok-olokan. Hal telah Allah larang dalam Al-Qur’an,
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ
عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ
يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا
بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ
فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS Al-Hujurat: 11)
Demikian semoga
bermanfaat
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/45574-hukum-bermain-prank.html
Amalan Ketika Terjadi Gempa
Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua … pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.
Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya dilakukan ketika gempa dan tsunami terjadi:
1. Taubat kepada Allah
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan. Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
2. Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).
Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal [8]: 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab. Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
3. Membantu para korban bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban. Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.
4. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sebagaimana tadi kita sebutkan bahwa termasuk faktor terjadinya gempa adalah dosa umat manusia maka hendaknya hal itu dihilangkan, salah satu caranya dengan menegakkan dakwah, saling menasihati, dan amar ma’ruf nahi munkar sehingga mengecillah kemungkaran. Adapun bila kita acuh tak acuh dan mendiamkan kemungkaran maka tak ayal lagi bencana tersebut akan kembali menimpa kita.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ ﴿٧٨﴾ كَانُوا۟ لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍۢ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ ﴿٧٩﴾
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu” (QS. al-Ma’idah [5]: 78–79).
*
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Artikel Muslim.or.id
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/29075-amalan-amalan-ketika-terjadi-gempa.html
Friday, August 2, 2019
Manusia-manusia Yang Sudah "Selesai Dengan Dirinya Sendiri"
Pernahkah engkau melihat atau mengenal seseorang yang tetap sabar dan tenang saat mendapat musibah, dan sama tenangnya saat mendapat keberuntungan, tetap terkendali dan sabar saat diejek dan dicaci dan juga bersikap kalem saat disanjung.
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan/menjadi Boss dan juga saat menjadi bawahan, bersedia makan di restoran mewah dan tidak menolak makan di tenda pinggir jalan, tidak jumawa saat naik mobil mewah dan tidak minder saat naik bajaj atau bus umum.
Tidak rakus dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak mengeluh saat jatuh miskin. Menggunakan sandang-pangan dan peralatan untuk dimanfaatkan fungsinya, bukan untuk dipamerkan mereknya.
Mata mereka sudah tidak silau, dan tidak tergoda dengan indahnya bungkus atau pernak pernik asesoris. MEREKA SUDAH LEBIH MEMILIH ESENSI
Memilih teman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi. Orang-orang seperti ini, adalah orang-orang yang sudah "SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI"
Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tetapi JIWANYA sudah berada di 'ATAS KITA'. Ego atau ke 'aku' annya sudah ditaklukkannya.
Buat mereka, kehidupan di atas bumi sekedar peran-peran fana dari Sang Sutradara Agung yang mereka jalani.
Tampilan orang-orang seperti ini mungkin kurang seru atau kurang asik dalam pergaulan, dan tidak banyak orang-orang seperti ini.
Tapi carilah...DAN JADIKAN MEREKA SAHABAT.🙏🙏
Tetap santun dan rendah hati saat mendapat kekuasaan/menjadi Boss dan juga saat menjadi bawahan, bersedia makan di restoran mewah dan tidak menolak makan di tenda pinggir jalan, tidak jumawa saat naik mobil mewah dan tidak minder saat naik bajaj atau bus umum.
Tidak rakus dan tidak menimbun saat diberi kesempatan kaya, dan tidak mengeluh saat jatuh miskin. Menggunakan sandang-pangan dan peralatan untuk dimanfaatkan fungsinya, bukan untuk dipamerkan mereknya.
Mata mereka sudah tidak silau, dan tidak tergoda dengan indahnya bungkus atau pernak pernik asesoris. MEREKA SUDAH LEBIH MEMILIH ESENSI
Memilih teman tanpa membedakan status sosial, gelar atau posisi. Orang-orang seperti ini, adalah orang-orang yang sudah "SELESAI DENGAN DIRINYA SENDIRI"
Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tetapi JIWANYA sudah berada di 'ATAS KITA'. Ego atau ke 'aku' annya sudah ditaklukkannya.
Buat mereka, kehidupan di atas bumi sekedar peran-peran fana dari Sang Sutradara Agung yang mereka jalani.
Tampilan orang-orang seperti ini mungkin kurang seru atau kurang asik dalam pergaulan, dan tidak banyak orang-orang seperti ini.
Tapi carilah...DAN JADIKAN MEREKA SAHABAT.🙏🙏
Subscribe to:
Posts (Atom)