Wednesday, May 29, 2019

TANDA BAHAGIA DAN SENGSARA


❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah

✏Al-Imam Ibnul Qoyyim al-jauziyah rahimahullah bertutur:

"Diantara tanda kebahagiaan seorang hamba :
1⃣ Semakin bertambah ilmunya, bertambah pula tawadhu' dan kasih sayangnya.
2⃣ Semakin bertambah amalannya, bertambah pula rasa takut dan khawatirnya.
3⃣ Semakin bertambah usianya, ambisinya semakin berkurang
4⃣ Semakin bertambah hartanya, bertambah pula kedermawanan dan kemurahannya.
5⃣ Semakin naik kedudukan dan statusnya,  semakin tawadhu, semakin dekat dengan manusia, dan berusaha memenuhi hajat mereka.

Sebaliknya,

"Diantara tanda kesengsaraan seorang hamba :
1⃣ Semakin bertambah ilmunya, bertambah pula kesombongan dan keangkuhannya.
2⃣ Semakin bertambah amalannya, bertambah pula rasa bangga pada dirinya, dan merendahkan orang lain, serta menyangka dirinya sudah baik.
3⃣ Semakin bertambah usianya, ambisinya pun meningkat.
4⃣ Semakin bertambah hartanya, meningkat pula sifat bakhil (pelit) enggan untuk menginfakkannya.
5⃣ Semakin naik kedudukan dan statusnya, sifat sombong dan angkuh pun meningkat.

Semua itu merupakan ujian dan cobaan dari Allah, yang dengannya Allah menguji hamba-hambaNya. Ada diantara hambaNya yang beruntung, dan ada pula yang celaka.

Demikian pula dengan berbagai kemuliaan, baik bentuknya kekuasaan, pangkat/jabatan dan harta, itupun ujian dan cobaan dariNya. Allah menyebutkan tentang Nabi Sulaiman-alaihis salam-, ketika terpesona dengan singgasana Bilqis:

َ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

"Ini termasuk karunia Rabbku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur(akan nikmat-Nya)".[QS. An Naml:40].

Maka semua nikmat merupakan cobaan dan ujian dari Allah, dengan itu akan nampak syukurnya orang-orang yang bersyukur, dan kufurnya orang-orang yang kufur nikmat. Sebagaimana halnya musibah, itupun cobaan dariNya. Allah menguji dengan nikmat dan musibah. Allah Ta'ala berfirman :

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ* كلا...

Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Rabbku telah memuliakanku".
Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Rabbku menghinakanku". Sekali-kali tidak demikian! [QS.Al Fajr :15-17].

Yaitu, tidak setiap orang yang Aku luaskan rezekinya, Aku muliakan dan memberinya nikmat, itu adalah bentuk pemuliaanKu kepadanya. Dan tidak setiap orang yang Aku sempitkan rezekinya, dan Aku berikan padanya musibah, itu adalah bentuk hinaan dariKu. Sekali-kali tidak demikian...

📙Al Fawaid, hal.148-149

📃 At - Tashfiyah Wattarbiyah

✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com

📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

Tuesday, May 28, 2019

Rahasia Allah

*📖SEBUAH RENUNGA N*


Oleh:
Ustadz Musyaffa’ ad Dariny, حفظه الله تعالى

Allah merahasiakan diterimanya sebuah amalan, agar hati kita selalu khawatir.

Dia juga selalu membuka pintu taubat, agar kita selalu punya harapan.

Dan Dia menjadikan penentu status seseorang pada amalan penutup hidupnya, agar tidak seorang pun tertipu dengan amalnya.

Seandainya paras dan ragamu lebih penting dan berharga dari ruhmu, tentunya ruh tidak naik ke langit, sedang raga harus dikubur dalam tanah.

Betapa banyak orang terkenal di muka bumi, namun ia tidak dikenal di penghuni langit.

Sebaliknya, betapa banyak orang tak dikenal dibumi, namun ia dikenal baik oleh penghuni langit.

*Ukuran kemuliaan di sisi Allah adalah kekuatan takwa, bukan kekuatan raga.*

Maka lihatlah kedudukanmu di sisi Allah, dan tinggalkan penilaian manusia.

*[Sumber dari pesan ber-Bahasa Arab]*

Monday, May 27, 2019

13 pesan penting pada kita sebelum Ramadhan beranjak pergi

Syaikh Mahir Al Mu’aiqily, pemilik suara emas yang menjadi Imam Masjidil Haram memberikan 13 pesan penting pada kita sebelum Ramadhan beranjak pergi agar bisa meraih keutamaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar.

1. Sedekahkan kepada siapa saja setiap hari minimal Rp 1.000 dalam 10 malam terakhir ini sehingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau menyedekahkan sebanyak Rp 1.000 selama 84 tahun atau Rp 1.000 x 365 hari x 84 tahun.

2. Kerjakan shalat sunah minimal 2 rakaat tiap malam sehingga jika Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau shalat 2 rakaat selama 84 tahun atau 2 rakaat x 365 hari x 84 tahun.

3. Bacalah surat Al Ikhlas minimal 3 kali setiap malam hingga apabila Lailatul Qadar jatuh pada 10 malam terakhir maka sama dengan engkau mengkhatamkan Quran selama 84 tahun.

4. Bacalah tafsir surat Al-Qadar, dan pahami apa yang sesungguhnya terjadi pada Lailatul Qadar. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya, insya Allah.

5. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk memperbanyak amal shaleh dan beribadah semaksimal mungkin. Karena seluruh malam dari sepuluh malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai kesempatan meraih Lailatul Qadar terlewati begitu saja.

6. Hafalkan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan oleh baginda Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini:

ALLAAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN, TUHIBBUL ‘AFWA FA’ FU’ANNI

(Ya Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)

7. Sempatkan tidur siang (qaylulah) sejenak jika memungkinkan.

8. Jangan lupakan keluargamu! Nabi Muhammad senantiasa membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. semangati dan berilah motivasi pada mereka!

9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri akan berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian yang syar’i ketika beribadah.

10. Jagalah perut agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isya dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk mendirikan sholat malam.

11. Seluruh ibadah di bulan Ramadhan ini bukan lah ajang untuk pasang status (misalnya : “Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-Nya malam ini” dsb) di Facebook atau media sosial lainnya Biarlah itu jadi rahasia indah antara engkau dengan Allah.

12. Sabar adalah kunci untuk mendapatkannya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Di siang hari anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau aktifitas lainnya. Ini adalah saat untuk mengerahkan kesabaran semaksimal mungkin. Ingatlah Allah telah memberi kita kesempatan berharga (akan luasnya ampunan) yang mungkin saja tidak datang lagi.

13. Ini yang paling penting: Berbaik sangkalah pada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah dan Pengampun. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-Nya. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari-Nya.

http://www.kabarmakkah.com/2016/06/ini-13-pesan-penting-imam-masjidil.html

"MENUJU MASA TUA"

Bagus sekali, tlg dibaca berulang kali


1. Sisa umur ini pendek,
"selagi selera.....makanlah"
"selagi layak........pakailah"
"Selagi manfaat......belilah"
"Selagi bisa........berbagilah"
"Silaturahmi......lakukanlah"
Nikmati hidup apa adanya.

2. Dulu kita berusaha, utk memiliki. Kini saatnya untuk melepas, harta, tahta, anak, istri semua akan kembali kepada-NYA. Bahagia terletak pada keikhlasan.

3. Sehari berlalu, umur berkurang, berbuat baiklah karena kita tidak tahu kapan akan dipanggil.

4. Hidup ini sangat singkat dalam sekejap kita mulai tua dan pasti masuk pusara..

5. Jangan tengok ke atas akan selalu kurang, tengok ke bawah bisa merasa cukup dan syukuri apa adanya pasti bahagia. Bersyukurlah..

6. Yang terbaik adalah berbuat  baik, membantu orang lain, Jangan  menyakiti, latih diri dgn berbaik sangka , agar sehat lahir batin.

7. Kasih orang tua tidak ada batas. Sadarlah, bila anak sakit, orang tua bagai teriris, bila orang tua sakit anak cuma tengok dan bertanya.
Anak-anak memakai uang orang tua seperti keharusan, tetapi orang tua memakai uang anak pasti rikuh. Cukupilah diri sendiri jangan berharap pemberian anak.

8. Rumah orang tua adalah rumah anak, tetapi rumah anak bukanlah rumah orang tua. Sadarilah.

9. Orang tua selalu mendoakan anak, tapi anak jarang  mendoakan orang tua. Maka bekali kubur kita dgn amal yg banyak, jangan bergantung pada doa anak.

10. Kebaikan dan keburukan sebagai ujian dan tdk akan berakhir sampai kita mati. Sikapi dg syukur dan sabar.                                                                                                                                                                                 Mamah : Kalau anak anak sudah berkeluarga dan meninggalkan kita, giliran kita untuk kembali memikirkan diri kita sendiri . . .

Renungan menjelang tua . . .

Bila kita tua ...
Luangkan waktu bersama pasangan anda karena salah seorang drpd kita akan pergi lebih dahulu dan yang masih hidup hanya mampu menyimpan kenangan yg indah.

Bila kita tua ...
Akan tiba masanya mau berjalan ke pintu saja susah, sementara masih berkemampuan, jalan2 lah kebeberapa banyak tempat untuk mengingat
kan kita tentang kebesaran Allah, utk mengagumi keindahan ciptaan NYA.

Bila kita tua ...
Jangan susahkan  diri memikirkan anak2 secara berlebihan.
Mereka akan mampu berusaha sendiri.
Cuma tentukan hutang anda Lunas sebelum meninggal dunia supaya mereka tidak menanggung beban yang anda tinggalkan.

Bila kita tua ...
Luangkan waktu  bersama rekan2 lama karena peluang untuk bersama itu akan berkurang dari waktu ke waktu.

Bila kita tua ...
Terimalah penyakit apa adanya.  Karena Semua sama,  kaya atau miskin akan melalui proses yang sama, yaitu: lahir bayi, kanak2, dewasa, tua, sakit & mati

Kata2 nasihat ...
"Cari kawan yg seperti cermin, kita gembira dia gembira, kita sedih dia ikut sedih.

Selamat menikmati Masa Tua dengan Bahagia ....

Wednesday, May 22, 2019

◾ MAKA LARILAH KEPADA ALLAH...◾

Oleh Ustadz Najmi Umar Bakkar

Orang yang bertaubat itu berada
diantara harapan dan ketakutan...
diantara kebahagiaan dan kesengsaraan...
diantara keselamatan dan kehancuran...

Jika melihat api yang berkobar,
gemetarlah ia takut dicampakkan ke dalam neraka...
Jika petir menyambar,
terguncanglah hatinya karena takut kepada Allah Ta'ala...

Jika melihat orang yang asyik berbuat dosa,
ia menangis karena teringat akan dosa-dosanya...
Jika melihat berbagai kenikmatan,
ia khawatir jika kelak diharamkan dari kenikmatan Surga...

Mereka dapat mengecap manisnya ketaatan...
mampu merasakan kenikmatan dalam beribadah...
mampu memetik kelezatan dalam setiap titisan iman dan lembutnya penerimaan...

Menjadi kurus badannya karena sering berpuasa,
dan kedua kakinya kelelahan karena banyak shalat...

Ia selalu disertai rasa takut terus-menerus,
dan tidak pernah merasa aman dari adzab Allah walaupun hanya sekejap mata, sehingga Allah pun mengangkat kedudukannya di sisi-Nya...

Saudaraku,
janganlah melihat kepada kecilnya suatu dosa, tapi lihatlah kepada keagungan Allah Ta'ala yang engkau telah bermaksiat kepada-Nya...

Jangan lebih merasa takut kepada manusia dibandingkan takut kepada Allah...
Jangan lebih merasa malu di mata manusia dibandingkan malu di mata Allah...
Jangan lebih merasa berharap kepada manusia dibandingkan berharap kepada Allah...

Lisan terpelihara, tetapi hati selalu berbuat dosa...
Lisan selalu memuji Allah, namun hati selalu berpaling dari-Nya...

Allah Ta'ala berfirman :

"Maka larilah (kembalilah) kepada Allah".
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 50)

lari dari hawa nafsu...
lari dari maksiat...
lari dari dosa-dosa...
lari dari fitnah syahwat...
lari dari syaithan...
lari dari jiwa yang buruk...
lari dari fitnah dunia...
lari dari fitnah harta...
lari dari fitnah kedudukan...
lari dari dosa syirik...
lari dari dosa bid'ah...
lari dari semua itu menuju Allah...

Betapa agung dan sayangnya Allah...
Dia membiarkan hamba-Nya melakukan dosa dan kesalahan, sedangkan Dia mengetahui dan melihat...
Dia memberi kesempatan hamba-Nya bertaubat,
dan tetap memberinya nikmat dan rahmat...

Ketahuilah...

Tanda hamba itu diterima taubatnya adalah ia :

- semakin cinta kebaikan dan benci kejelekan...
- mudah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya...
- bertambah takut di hati jika kembali kepada dosa...
- tidak pernah merasa aman dari adzab Allah...
- menghadap Allah dengan khusyu' dan hina dengan perasaan hancur lagi cepat meneteskan air mata...

📌Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

"Taubat asal-asalan yaitu mata kering hingga tidak bisa menangis, lalai terus-menerus dan pelakunya tidak melakukan amal-amal shalih yang tidak ia kerjakan sebelum bertaubat."

(Madaarijus Saalikin hal 125)

Semoga Allah menerima taubat kita...

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

__________
Dipost Ustadz Najmi Umar Bakkar -hafizhahullah- Tsulasa 27 Al-Muharram 1439 H / 17 Oktober 2017

http://www.salamdakwah.com/artikel/4486-maka-larilah-kepada-allah

Thursday, May 16, 2019

Dua Penyebab Seorang Hamba Bermaksiat



Imam Ibnul Qayyim (rahimahullah) berkata:

Tidaklah seorang hamba melakukan sesuatu yang diharamkan atasnya kecuali karena dua sebab:

1⃣Satu: Prasangka buruknya terhadap Rabbnya. Ia berprasangka bahwa: Ketika ia metaati perintah Allah dan meninggalkan yang haram karena Allah, dia tidak mendapat ganti yang halal yang lebih baik untuknya.

2⃣Kedua: Dia tahu akan hal tersebut dan tahu bahwa barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan Allah ganti untuknya dengan yang lebih baik, tetapi syahwat mengalahkan kesabarannya dan hawa nafsu mengalahkan akal sehatnya.

® Yang pertama terjadi karena lemahnya ilmu.

® Sedangkan yang kedua terjadi karena kelemahan akal sehat dan  hati nuraninya.

📔 Al-Fawaid


« مَا أخَذَ العَبدُ مَا حُرِّمَ عَلَيهِ إلَّا مِن جِهَتَينِ:

إحدَاهُمَا: سُوءُ ظَنِّه بربِّهِ، وأنَّه لَو أطاعَهُ وآثَرَهُ لَم يُعطِهِ خيرًا مِنهُ حَلَالًا.

والثَّانِيَةُ: أن يَكُون عَالِمًا بِذَلِك وأن مَن تَرَكَ للهِ شَيئًا أعاضَهُ خَيرًا مِنهُ، ولَكِن تَغلِبُ شَهوَتُهُ صَبرَهُ، وهَوَاهُ عَقلَهُ.

فَالأوَّلُ مِن ضَعفِ عِلمِهِ،
والثَّانِي مِن ضَعفِ عَقلِهِ وبَصِيرَتِهِ ».

ابنُ القَيِّم -رَحِمَهُ اللهُ-.
[ الفَوَائِدُ || ٦٣ ]

Wednesday, May 15, 2019

Cara Rasululah SAW Taklukan Ekonomi Yahudi


By Admin - October 7, 201704036
   

Oleh: Dr. Tiar Anwar Bachtiar

Hijrah Rasulullah Saw. dari Mekah ke Madinah menandai awal baru sejarah dakwah Nabi Saw. Di Mekah selama 13 tahun ibarat kawah candradimuka yang menempanya bersama para sahabat dengan kegetiran dan kepahitan. Sepuluh tahun berikutnya di Madinah Rasulullah mulai menapaki kemenangan demi kemengangan dakwah hingga sampai pada kemenangan terindah Futuh Mekah pada tahun ke-8 dari hijrah.

Selain keimanan dan ketaatan pada Allah Swt. yang mutlak serta keikhlasan dalam berjuang yang sulit dicari tandingnya, tentu ada anasir-anasir strategis yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam merespon kondisi masyarakat yang dihadapinya.

Syaikh Ramadhan Al-Buthi menyebutkan tiga strategi Rasulullah Saw. sebagai fondasi awal membangun Madinah, yaitu:
1. Membangun mesjid,
2. Mempersaudarakan kaum Muslim,
dan
3. Melakukan perjanjian damai dengan berbagai komunitas yang ada di Madinah.

Ketiga hal ini menandakan bahwa dalam mengawali perjuangannya di Madinah, Rasulullah Saw.
1. Mendahulukan membangun keimanan dan mentalitas masyarakat,
2. Membangun persatuan di antara komunitas Muslim, dan
3. Mengamankan komunitas Muslim dari kemungkinan-kemungkinan gangguan dari pihak luar dengan cara membangun harmoni sosial dengan komunitas manapun yang ada di Madinah saat itu.

Namun, ada satu hal yang mendesak yang dihadapi Rasulullah Saw., yaitu ekonomi Madinah saat itu dikuasai oleh orang-orang Yahudi.

Penduduk asli Madinah, suku Aus dan Khazraj, walaupun lebih lama tinggal di Madinah, tapi kehidupan ekonomi mereka berada di bawah kontrol orang-orang Yahudi.

Salah satu yang menyebabkan penguasaan Yahudi terhadap ekonomi Madinah adalah penguasaan mereka atas pasar.

Bahkan bukan hanya pasar, orang-orang Yahudi, di Madinah ini juga memiliki pusat-pusat pengolahan pertanian yang cukup besar di Madinah seperti di Khaibar. Hal ini semakin memperkuat dominasi Yahudi atas perekonomian Madinah saat itu, karena dari hulu produksi sampai distribusi kepada konsumen semuanya di bawah kendali mereka.

Menghadapi situasi ini, tentu saja Rasulullah Saw. harus mempersiapkan strategi yang tepat dan efektif untuk melemahkan dominasi Yahudi atas ekonomi Madinah.

Selain ketiga hal di atas sebagai pondasi dasar masyarakat Muslim Madinah, Rasulullah Saw. kemudian secara khusus membuat dua strategi penting yang satu sama lain saling berkaitan erat.

Pertama, meningkatkan etos kerja dan produktivitas kaum Muslim; dan

kedua, menciptakan pasar baru untuk transaksi kaun Muslim.

Strategi pertama dilakukan Rasulullah Saw. dengan memerintahkan para sahabat untuk segera menggarap lahan-lahan pertanian Madinah yang banyak ditelantarkan oleh penduduk setempat. Bisa jadi, kebutuhan masyarakat Madinah sudah banyak dipenuhi dari kebun-kebun yang dikembangkan orang Yahudi.

Orang-orang Madinah sendiri bisa jadi lebih senang hanya bekerja untuk orang-orang Yahudi atau hanya menanam untuk kebutuhan sendiri sehingga masih banyak tanah yang tidak tergarap.

Rasulullah Saw. menyeru ketika pertama kali menggulirkan program ini, “Siapa yang menghidupkan tanah yang mati; maka tanah itu menjadi miliknya.” (HR Al-Bukhari).

Pribadi para sahabat yang sudah terbina baik dengan binaan ruhiyyah-islâmiyyah cara Rasulullah saw. tidak pernah berpikir pilihan lain ketika mendengar seruan Rasulullah Saw., kecuali menaatinya.

Ali ibn Abi Thalib menghidupkan tanah dekat mata air di Yanbu’. Zubair ibn Awwam mengambil sepetak tanah tak terurus lainnya di Madinah. Diikuti kemudian oleh sahabat-sahabat lainnya yang sangat bersemangat untuk dapat hidup mandiri dan produktif.

Bila sebelumnya yang bertani adalah orang Madinah saja, maka karena dorongan perintah Rasulullah Saw. banyak dari kabilah lain yang belajar bertani sehingga pada masa Rasulullah saw. di Madinah muncul kawasan-kawasan pertanian baru yang produktif seperti Wadi Al-Aqiq, Wadi Bathhan, Wadi Mahzuz, Wadi Qanah, Wadi Ranuna, Wadi Al-Qura, Wadi Waj, Wadi Laij, dan sebagainya. Padahal, sebelumnya kawasan-kawasan tersebut adalah kawasan telantar yang hanya ditumbuhi semak belukar.

Produksi adalah bagian paling dasar dalam siklus ekonomi.
Tidak akan ada pasar dan perdagangan tanpa ada barang-barang produksi. Rasulullah Saw. memulainya dari wilayah ini untuk melemahkan dominasi Yahudi. Bila selama ini produk-produk yang digunakan masyarakat Madinah dimonopoli oleh Yahudi dari kawasan-kawasan pertanian mereka, maka Rasulullah SAW. mulai menyainginya dari hasil-hasil produksi lahan baru milik para sahabat. Paling tidak saat panen tiba, kebutuhan kaum Muslim tidak lagi harus bergantung kepada orang-orang Yahudi. Ketika kaum Muslim sudah dapat mandiri, maka posisi tawar kaum Muslim semakin kuat. Apalagi yang mandiri adalah pangan yang merupakan kebutuhan primer manusia.

Kendala yang dihadapi pascaproduksi adalah pemasaran.

Di Madinah pasar-pasar besar adalah milik bangsa Yahudi.
Salah satu pasar paling besar adalah Pasar Banu Qainuqa’ milik Yahudi. Rupanya kekuatan pokok mereka ada di sini.

Dengan cara-cara yang penuh tipuan (gharar dan jahâlah) disertai dengan praktik riba yang akut, kaum Yahudi berhasil menjerat semua pemilik barang-barang produksi untuk masuk ke pasar mereka.

Masyarakat Madinah sebelum kedatangan Rasulullah Saw. yang tidak terlalu mahir berdagang, tidak sanggup keluar dari lingkaran setan ekonomi ribawi yang dipraktikkan Yahudi di pasar-pasar mereka. Bila tidak mengikuti skema Yahudi ini, para petani tidak dapat memasukkan produk mereka ke pasar.

Agar produk-produk yang sudah dihasilkan umat Islam tidak menjadi makanan baru Yahudi,
maka Rasulullah Saw. berinisiatif untuk membuat pasar baru, minimal bagi kebutuhan umat Islam sendiri.

Bersama Rasulullah Saw. dari Mekah ada sahabat-sahabat yang mahir berdagang seperti Usman ibn Affan, Abdurrahman ibn Auf, Abu Bakar, dan beberapa yang lainnya. Rasulullah Saw. adalah pedagang sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Keahlian-keahlian semacam inilah yang memungkinkan Rasulullah Saw. dapat menjalankan misinya membangun pasar baru.

Mula-mula Rasulullah Saw. membangun semacam tenda di dekat pasar Bani Qainuqa’ khusus untuk jula beli kaum Muslim. Ka’ab Al-Asyraf pemimpin Yahudi sangat marah atas apa yang dilakukan Rasulullah saw. Ia kemudian menghancurkan tenda tersebut agar kaum Muslim kembali bertransaksi ke pasar Bani Qainuqa’.

Rasulullah saw. tidak terpancing oleh Ka’ab, tetapi ia kemudian berkata, “ Demi Allah, aku akan membangun pasar yang akan membuatnya lebih marah lagi.” Setelah Rasulullah Saw. membangun pasar di tempat yang agak jauh dari pemukiman. Kawasan pasar ini kelak dikenal sebagai pasar Manakhah.

Pasar yang dibuat Rasulullah Saw. ini unik dan sungguh-sungguh membuat Yahudi sangat marah atas keberadaannya, karena akhirnya pasar ini sanggup menggusur dominasi pasar orang-orang Yahudi di seantero Madinah.

Oleh Rasulullah Saw. pasar ini dibuat sangat luas dan tidak dibuat bangunan permanen di sana; hanya berupa tanah lapang.

Rasulullah Saw melarang untuk memungut pajak dan kutipan apapun di pasar ini untuk menjaga harga tidak naik di tingkat konsumen.

Lebih unik lagi, Rasulullah Saw memperlakukannya seperti masjid. Siapa saja kaum Muslim bebas datang ke kawasan ini. Tidak boleh ada yang mengkapling-kapling tanah tersebut untuk sendiri.

Setiap orang berhak berdagang di sebelah mana saja sama seperti orang duduk di mesjid bebas di sudut mana saja.

Pengambilan tempat didasarkan pada urutan datang. Siapa yang pertama kali datang, dia berhak untuk memilih tempat mana yang akan dipergunakan. Keunikan ini bertahan hingga masa Khulafaur-Rasyidin.

Tambahan lagi, yang menyebabkan pasar ini semakin diminati oleh banyak konsumen adalah karena pasar ini sangat ketat memperhatikan implementasi ajaran-ajaran muamalah Islam. Di pasar ini tidak boleh ada riba, gharar, dan perjudian.

Diharamkan pula ada yang melakukan kecurangan-kecurangan seperti pengurangan timbangan dan penipuan lainnya. Untuk menjamin semua ini berjalan baik, maka Rasulullah Saw. menunjuk Umar ibn Khathab sebagai pengawas pasar. Umar diberi kewenangan untuk menindak siapa saja yang melakukan kecurangan di pasar ini. Faktor inilah yang menyebabkan pasar ini menjadi lebih diminati bukan hanya oleh kaum Muslim, tapi juga kaum kafir. Secara perlahan tapi pasti, pasar Rasulullah Saw. berhasil menyingkirkan dominasi pasar Yahudi yang sangat merugikan konsumen

Tuesday, May 14, 2019

Masjid fenomenal Jogokaryan, Yogyakarta



Masjid yang kas saldonya selalu Rp. 0,- saat diumumkan..

Jika Masjid lain dengan bangga mengumumkan bahwa saldo infaknya puluhan bahkan ratusan juta rupiah, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo-infak harus NOL Rupiah !!
menurut LKM Masjid, Infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal sholih, bukan untuk disimpan di rekening Bank..

Pengumuman infak jutaan juga dihawatirkan akan menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang tak bisa ke Rumah Sakit karena tak punya biaya atau tak bisa sekolah..

Masjid yang menyakiti Jamaah adalah tragedi da'wah, sehingga dengan pengumuman saldo infak NOL Rupiah, maka jamaah lebih bersemangat mengamanahkan hartanya..

Masya Allah...

Bahkan mesjid ini malah mensejahterakan warganya dengan fasilitas wifi gratis, ruang olah raga untuk anak anak dan dewasa, buka puasa 5000 piring nasi setiap hari selama bulan ramadhan..

Masjid juga sanggup mencover warganya yang sakit dengan membawa Kartu Sehat Mesjid ke Rumah Sakit dan Klinik manapun di Jogja..
termasuk memberi hibah umrah bagi jamaah yang istiqomah shalat subuh di Mesjid..

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” - (QS. At-Taubah 18)

22 Point Terpenting dari Masjid Jogokariyan

Masjid Jogokariyan menjadi masjid percontohan masjid yang makmur kegiatan di seluruh Indonesia.

1. Masjidnya  hanya berlokasi di tanah wakaf 700 m2 tapi dengan 3 lantai, dan hanya masjid kampung (bukan masjid jami').

2. Kampung Jogokariyan dulunya bukan basis Muslim yg kuat.

3. Takmir mendata statistik kampung sekitar masjid (yg sudah sholat/belum, yg sholat jamaah ke masjid/belum, yg muslim/non muslim, beserta semua anggota keluarganya) untuk pemetaan target dakwah.

4. Takmir masjid berusaha menggembirakan masyarakat dan membuat mereka mau bersujud dgn berbagai cara yang syar'i.

5. Setelah mereka mau datang ke masjid, harus dibuat nyaman dan diisi dengan taklim-taklim ringan.

6. Takmir tidak boleh memarahi anak-anak yang ramai di masjid, tapi memberikan hadiah makanan ringan kalau tidak ramai dan mengganggu jamaah di masjid.

7. Yg blm jamaah ke masjid/belum sholat dibuat undangan seperti pernikahan dan disediakan makanan di masjid saat acara sholat jamaah. Makanan ditawarkan pada jamaah yang mau menjadi donatur untuk mentraktir makanan.

8. Yg belum bisa sholat diajari sholat oleh takmir (di masjid atau di rumah masing2)

9. Kas masjid tidak pernah besar bahkan targetnya adalah 0 (nol) tiap akhir bulan, karena kas masjid yg besar tanda takmir tidak bisa mengelola infaq jamaah menjadi pahala yg segera mengalir ke penginfaq.

10. Ada sarapan bubur, lontong sayur, susu kedelai, dll tiap minggu ba'da subuh.

11. Ada 500 - 1000 nasi bungkus tiap ba'da jumat (dana swadaya jamaah).

13. Ada divisi usaha penyewaan kamar penginapan di lantai 3 masjid untuk membayar petugas kebersihan dan tambahan operasional masjid.

14. Tidak ada gaji untuk takmir kecuali petugas kebersihan, karena gaji dari Allah tidak ada maksimalnya, sementara gaji manusia ada minimumnya (UMR).

15. TPA diajar oleh anak2 RISMA/RMJ.

16. Ada infaq beras (kotak amal khusus beras) untuk disalurkan ke dhuafa', walaupun sekarang isi kotak infaq beras itu berubah jadi uang, karena jamaah malas bawa beras. Bantuan untuk dhuafa' ini diambil di masjid ba'da subuh.

17. Masjid buka 24 jam dan ada WiFi gratis 24 jam.

18. Taklim untuk jamaah sangat banyak baik siang maupun malam.

19. Ada angkringan di depan masjid (tongkrongan) untuk jamaah ngobrol dan orang2 mampir istirahat.

20. Jika masjid dikelola dengan benar dan dipercaya jamaah, maka dana2 infaq dan dari donatur sangat mudah didapat, termasuk untuk donatur makanan, dll.

21. Jika kas masjid banyak justru jamaah malas menyumbang, tapi jika sedikit mereka akan tergerak untuk infaq.

22. Masjid itu milik Allah (QS AlJin: 18) sehingga rezeki masjid akan dijamin oleh pemilik masjid (Allah) dan takmir hanyalah pelayan umat (jamaah)

Semoga bisa dijadikan contoh untuk para takmir masjid yang lain. Aamiin

Silahkan share jika bermanfaat...

Monday, May 13, 2019

HUKUM MENONTON FILM.



Hukum Menonton film itu ada rincian didalamnya :

1. Klo film itu cerita bohong atau cerita dusta alias hanya karangan sipembuat.

Maka itu adalah dusta atau bohong. Sedangkang berbohong itu tidak halal baik serius atau bercanda.

" Berbohong itu sedikitpun tidak boleh baik saat serius maupun bercanda.( shahih bukhari ).

لاَ يُؤْمِنُ الْعَبْدُ الإِيمَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ الْكَذِبَ فِى الْمُزَاحَةِ وَيَتْرُكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ صَادِقا

ً“Seseorang tidak dikatakan  beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalan debat  walau itu benar.” (HR. Ahmad 2/ 352.)

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

,إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا

“Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391. )

Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

,وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَه

ُ“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Sedangkan film bohong itu memang dikarang sedemikian rupa
Supaya membawa fikiran dan perasaan penonton dalam sedih,terlena
,dongkol,tegang,senang dan lainnya.sebagaimana yg di ketahui.

Bila sudah mengetahui itu bohong dan dusta namun tetap menontonnya
Maka itu artinya ridho dengan kemasyiatan.
karena duduk di majlis kemaksyiatan dan  melihat tanpa ingkar dan tanpa
Ikrah itu adalah sebagai bentuk ridho dengan melihat itu
Walaupun meyakini tidak ridho.

Maka hukumnya adalah berdosa baik untuk refresing atau menghilangkan penat
fikiran.

2. film yg ada kekafiran dan kesyirikannya.

Melihat dan menyaksikan kekafiran walaupun hanya didalam TV hukumnya sama.

Allah ta'ala berfirman :

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
Surah An-Nisa' (4:140)

Jadi orang yang duduk dalam majelis di mana kemusyrikan atau kekufuran sedang berlangsung atau sedang dilakukan atau dilontarkan (diucapkan) dan dia duduk tanpa dipaksa dan tanpa mengingkari hal tersebut maka dia sama kafir dan musyrik seperti para pelaku kemusyrikan tersebut.

Seandainya kalau tidak dapat mengingkari dengan lisannya, maka hal tersebut harus diingkari dengan hatinya yang berbentuk sikap meninggalkan majelis tersebut. Sungguh sebuah kesalahan fatal orang yang mengatakan: Saya ingkar dan benci di hati saja sedangkan dia tidak pergi meninggalkan majelis tersebut.

Oleh karenanya para shahabat pada masa khalifah Utsman radliyallahu anhu ber-ijma atas kafirnya seluruh jamaah mesjid di kota Kuffah saat salah seorang di antara mereka mengatakan: Saya menilai apa yang dikatakan Musailamah itu bisa jadi benar (Riwayat para penyusun As Sunan/Ashhabus Sunan) dan yang lain –yang hadir di mesjid 170 org– tidak mengingkari ucapannya seraya pergi darinya.

3. Menonton film yg Dibolehkan.

Film yg tidak ada unsur kebohongannya,kemaksyiatannya n kesyirikannya.
seperti film Dokumenter , sejarah yg tidak ada kebohongan didalamnya.

Wallahu ta'ala a'lam...


https://t.me/joinchat/AAAAAEMSdEmCmxx2VvaJyA

Wednesday, May 8, 2019

Puasa Membuka Pintu Kebaikan 💠


.
➡ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
.
✅ ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”
 (HR. Bukhari & Muslim)
.
➡ Dengan puasa, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan banyak sekali keutamaan dan kelebihan-kelebihan
➡ Pendidikan jiwa, demikian pula melatih kesabaran, melatih kedermawanan, demikian pula mensyukuri nikmat berupa makanan sangat sangat agung
.
➡ Puasa membuka pintu kebaikan. Bagaimana tidak? orang yang sedang berpuasa pasti dia lebih dekat kepada kebaikan dan amalan shalih. Dia jauh dari maksiat. Hal ini karena syahwatnya telah ia tekan dengan laparnya tersebut
➡ Dengan lapar itulah hatinya menjadi bening, fikirannya pun menjadi jernih, sehingga pada waktu itu akan terbuka kepadaya pintu-pintu kebaikan
➡ Maka pintu ilmu pun terbuka. Karena dengan jernihnya hati dan beningnya fikiran, ilmu akan sangat mudah kita resapi, pelajari dan kita hafalkan
.
➡ Pintu amalan shalih pun akan terbuka. Karena dengan puasa syahwat kita ditekan sehigga keinginan kita berbuat maksiat pun menjadi kecil
➡ Pada saat itulah jiwa berkeinginan untuk berbuat ketaatan dan dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala
.
➡ Oleh karena itulah ketika datang seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta wasiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang suatu amalan yang bisa ia amalkan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada laki-laki tersebut:
.
عليك باصوم لا مثل له
.
✅ “Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.”
(HR. Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
.
🔰 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa puasa tidak ada tandingannya dari amal
🔰 Oleh karena itu, ini adalah amalan yang agung disisi Allah subhanahu wa ta’ala
✅ Bahkan Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan, ketika memberikan faidah إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى  (Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku). Bahwa karena puasa itu untuk Allah, berarti ini ada suatu keistimewaan
🔰 Disebutkan oleh para ulama, bahwa nanti dihari kiamat akan ada qishash. Ketika seseorang mendzalimi orang lain, maka dia akan membayar dengan seluruh amalannya kecuali amalan puasa. Amalan puasa tidak akan diberikan kepada manusia. Karena puasa hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala
.
➡ Ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan puasa saudaraku sekalian
➡ Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan nikmat beribadah berupa puasa ini
➡ Janganlah kita menganggap bahwa ini hanyalah ibadah yang memberatkan diri kita. Tidak!
➡ Bahkan itu memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan kita saudara-saudaraku sekalian
.
Oleh : Ustadz Abu Yahya Badrusalam,  حفظه الله تعالى
Via : Nady Ilmu
.
Share yuk...
Mudah2an menjadi pembuka pintu amal kebaikan dan kita bisa mendapatkan faedah ilmu... aamiin
.
•┈┈┈◎❅❀❦🌺❦❀❅◎┈┈┈•

Tuesday, May 7, 2019

FASTING alias PUASA


posting : romadhan hari kedua

Jangan kaget ya.. pada jam 12 s/d 18 kita akan merasa lemas.

Bersyukurlah..
Karena berarti akan dimulai satu proses yang sangat bermanfaat untuk tubuh kita.

Proses itu adalah AUTOLISIS.

Autolisis adalah proses pembuangan sel-sel yang mati atau rusak di dalam tubuh kita.

Bayangkan..
Kalau kita lagi gak puasa..
Organ pencernaan kita hampir ga pernah berhenti bekerja.
Setiap kita makan, butuh +-8 jam organ pencernaan kita bekerja.

Jam 7 sarapan pagi, maka jam 15 organ baru selesai bekerja, eh jam 12 kita sudah makan lagi.

Dari jam 12 harusnya selesai jam 20, kita makan lagi jam 19. Belum lagi kalo jam 23nya ngemil/makan mie tektek/nasi goreng.

Astaghfirullah..

Kalo tubuh kita bisa ngomong..
mungkin dia akan bilang..
Boss saya resign aja yaa

Nah..
Pas kita puasa..
Sahur jam 4, organ bekerja sampai jam 12.

Jam 12 s/d jam 18, organ kita nganggur gak ada kerjaan. 6 jam lhoo..
Lumayan tuh.

Ibarat ibu-ibu di rumah..
Klo lagi gak ada kerjaan, kan suka beres-beres rumah, rapi-rapi, bersih-bersih, buang barang-barang yang gak kepake.

Nah sama.
organ kita klo lagi gak ada kerjaan, mereka akan melakukan bersih-bersih tubuh,  inilah Autolisis.

Keren kan..

Inilah kenapa puasa itu sehat, bahkan in syaa Allah bisa ngobatin banyak penyakit. Maag, diabet, ginjal, bahkan kanker.

Makin banyak puasa.
Makin bersih tubuh kita..
Makin sehat kita.
In syaa Allah

Maka bahagialah kita diperintahkan puasa.

Selamat berpuasa di hari pertama
Semoga makin cinta menjalankan puasa dan
sehat selalu.


Aamiin 🙂🙏👍 semoga bermanfaat demi kesehatan utk semua anggota group WA.

Perhatikanlah Barang Simpanan di Rumah Kalian



Astaghfirullah..

Misalnya simpanan Mukena yg gak ke pakai, baju2, celana, yg beli banyak terus gak ke pakai..

Simpanan yang lain..
Ada blus cantik yang saya Jahit  tapi tak pernah dipakai..
ada rok selusin gak ke pakai..
ada puluhan jilbab entah kapan di pakai..
Ada banyak pasmina yang hanya sesekali dipakai...

Ada kaos kaki satu lusin persediaan kalau susah nyari kaos kaki....
Ada sepatu sampe selusin
Ada sendal selemari,
ada tas segudang..

Ada perabot yang tersimpan apik dikardusnya, masih segelan, tak pernah dipakai dan tak ada rencana dipakai....
ada gamis2 1 lemari
ada baju pesta yg entah kapan dipakai..

Ada....Tupperware2 etalase gak ke pakai..
Ada.........
Ada.........
Ada.........
Dll
(Masih panjang listnya)

Yang kita pakai dan kita sedehkahkan itulah yang bermanfaat..!!!

yg simpanan atau koleksi2 yg gak kepakai kelak akan di Hisab dan akan menyusahkan diri kita sendiri..!!!

Karena semua yg di beli berawal dari Nafsu..!!!

Nafsu ingin mempunyai ini..itu..
liat punya orang...
Pengen beli juga...
walau gak berguna bagi diri kita...

Apakah kita termasuk golongan orang yang menumpuk2 barang dan semua itu ada hisabnya
( perhitungannya ) kelak di akhirat.. 😔

Astaghfirullah..

Rasulullah bersabda:
"Wahai segenap wanita, bersedekahlah,
dan perbanyaklah istighfar, sebab aku melihat kalian sebagai mayoritas penghuni neraka.. (HR: Muslim no 79)

Perlu diingatkan...!
bahwa sedekah menghapus dosa, sebagaimana air mematikan api.

Allah SWT berfirman:

يَّومَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَـنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْ ۗ  هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ

"(ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
(QS. At-Taubah 9:35)

Allah SWT berfirman:

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ  ۛ  وَاَحْسِنُوْا  ۛ  اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-Baqarah 2:195)

Yaa Allah..
Mungkin ana termasuk salah satunya, yg suka menumpuk2 barang tak terpakai.

Monday, May 6, 2019

Awas Pencuri Bulan Ramadhan‼


🐾  TV. Ini merupakan pencuri yang berbahaya, yang bisa merusak puasa orang orang dan mengurangi pahala, seperti film sinetron dan iklan murahan.

🐾 Pasar. Ini juga merupakan pencuri spesial dalam menghabiskan uang dan waktu tanpa batas. Oleh karena itu tentukan belanjaanmu begitu pergi ke pasar.

🐾 Begadang. Pencuri yang mengambil waktu yang palimg berharga. Pencuri yang mengambil sholat tahajud dari seoramg hamba di sepertiga malam terakhir, dan mencuri kesempatan untuk istighfar serta taubat.

🐾 Dapur. Pencuri yang banyak mengambil waktu yang panjang untuk membuat beragam jenis masakan, berupa makanan dan minuman. Hampir-hampir semuanya tidaklah lewat di mulut, kecuali sejenak saja.

🐾 Handphone. Sebagian orang hanya sekedar menjawab panggilan masuk. Bisa diserang dengan dosa berupa ghibah, namimah, dusta, memuji diri atau orang lain, membeberkan rahasia, berdebat tanpa ilmu, ikut campur urusan orang, dan sebagainya dari kesalahan-kesalaham mulut yang banyak yang juga merupakan majlis yang kosong dari dzikir.

🐾 Kikir. Sedekah akan melindungimu dari neraka, dan sebaik-baik sedekah adalah di bulan Ramadhon; maka bersedekahlah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

🐾 Majelis yang kosong dari mengingat Allah. Pencuri ini adalah yang mempersiapkan bagimu penyesalan di hari kiamat. Nabi shallaalhu alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah suatu kaum bermajelis, tidak mengingat Allah dan tidak juga bersholawat kepada Nabi mereka kecuali mereka meninggalkan penyesalan. Bila Allah mau maka Allah akan menyiksa mereka, atau Allah berkehendak mengampuninya."

Adapun pencuri besar adalah FACEBOOK atau WHATSAPP, BBM, TWITTER  (dan seluruh Media Sosial), apabila tidak digunakan dengan benar dalam kebaikan dalam menyambut tamu yang berharga ini (Ramadhon).

Aku wasiatkan diriku dari kelalaian untuk bersiap siap menyambut bulan mulia ini; kalaulah Anda mendapatinya pada tahun ini, maka belum tentu Anda dapatkan pada tahun yg akan datang.

✅ Cara Menghatam al-Qur'an di Bulan Ramadhan.



1⃣ UNTUK SATU KALI KHATAM :
1. Shalat Subuh 4 halaman
2. Shalat Zhuhur 4 halaman
3. Shalat 'Ashar 4 halaman
4. Shalat Maghrib 4 halaman
5. Shalat 'Isya 4 halaman

2⃣ UNTUK DUA KALI KHATAM :
1. Shalat Subuh 8 halaman
2. Shalat Zhuhur 8 halaman
3. Shalat 'Ashar 8 halaman
4. Shalat Maghrib 8 halaman
5. Shalat 'Isya 8 halaman

3⃣ UNTUK TIGA KALI KHATAM :
1. Shalat Subuh 12 halaman
2. Shalat Zhuhur 12 halaman
3. Shalat 'Ashar 12 halaman
4. Shalat Maghrib 12 halaman
5. Shalat 'Isya 12 halaman.

"Barang siapa menunjukkan satu kebaikan, maka baginya pahala semisal orang yang mengikuti KEBAIKAN tersebut."
(HR. Muslim, no. 1893)

Marhaban Yaa Syahru Ramadhan.
Semoga bermanfaat

info ini ditujukan buat diri saya pribadi

Friday, May 3, 2019

Kisah Para Sahabat Nabi Muhammadﷺ Oleh : Ust. Khalid Basalamahh





Silahkan di Download, Gratis...!!
 ==>Jangan diperjualbelikan<==

Perdengarkan pada Anak-anak kita, agar mereka tahu, inilah Super Hero sebenarnya, para super hero ini dijamin masuk surga oleh Allah, dan merupakan ummat terbaik yang pernah dimiliki oleh Islam.



Kisah para sahabat Nabi Muhammad
     Oleh : Ust. Khalid Basalamah      


Daftar :

x01- Menggapai Derajat Siddiq Bersama Abu Bakar Assiddiqرضي الله عنه📥
x02- Menjadi Farouq Bersama Umar bin Khaththab رضي الله عنه 📥
x03-1Meraih Surga dengan Harta Bersama Usman bin Afanرضي الله عنه 📥
x03-2Meraih Surga dengan Harta Bersama Usman bin Afan رضي الله عنه 📥
x03-3Meraih Surga dengan Harta Bersama Usman bin Afan رضي الله عنه 📥
x04-1Meraih Cinta Allah dan Rasul-Nya dengan Jihad Bersama Ali رضي الله عنه 📥
x04-2Meraih Cinta Allah dan Rasul-Nya dengan Jihad Bersama Ali رضي الله عنه 📥
x04-3Meraih Cinta Allah dan Rasul-Nya dengan Jihad Bersama Ali رضي الله عنه 📥
x05 Kisah Sahabat Nabi - Talhah Ibn Ubaidillah رضي الله عنه 📥
x06 Kisah Sahabat Nabi - Zubair Bin Awwamرضي الله عنه 📥
x07 Kisah Sahabat Nabi - Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه 📥
x08 Kisah Sahabat Nabi - Saad bin Abi Waqash رضي الله عنه 📥
x09 Kisah Sahabat Nabi - Said bin Zaid رضي الله عنه 📥
x10 Kisah Sahabat Nabi - Abu Ubaidah bin Jarrah RAرضي الله عنه 📥
x11 Kisah Sahabat Nabi - Suhaib Ar-Rumi رضي الله عنه 📥
x12 Kisah Sahabat Nabi - Salim Maula Abi Khudzaifah رضي الله عنه 📥
x13 Kisah Sahabat Nabi - Mus'ab bin Umair رضي الله عنه 📥
x14 Kisah Sahabat Nabi - Zaid bin Tsabit رضي الله عنه 📥
x15 Kisah Sahabat Nabi - Anas bin Malik رضي الله عنه 📥
x16 Kisah Sahabat Nabi - Khabab bin Al-Arat رضي الله عنه 📥
x17 Kisah Sahabat Nabi - Umair bin Saad رضي الله عنه 📥
x18 Kisah Sahabat Nabi - Saad bin Muadz رضي الله عنه 📥
x19 Kisah Sahabat Nabi - Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه 📥
x20 Kisah Sahabat Nabi - Tsabit bin Qais رضي الله عنه 📥
x21 Kisah Sahabat Nabi - Bilal bin Rabah رضي الله عنه 📥
x22 Kisah Sahabat Nabi - Abu Thalhah رضي الله عنه 📥
x23 Kisah Sahabat Nabi - Hamzah Bin Abdil Muthalib رضي الله عنه 📥
x24 Kisah Sahabat Nabi - Ikrimah bin Abi Jahal رضي الله عنه 📥
x25 Kisah Sahabat Nabi - Hudzaifah bin Al Yaman رضي الله عنه 📥
x26 Kisah Sahabat Nabi - Ammar bin Yassir رضي الله عنه 📥
x27 Kisah Sahabat Nabi - Ukkasyah bin Mihshan رضي الله عنه 📥
x28 Kisah Sahabat Nabi - Ja'far bin Abi Tholibرضي الله عنه 📥
x29 Kisah Sahabat Nabi - Jabir bin Abdillah رضي الله عنه 📥
x30 Kisah Sahabat Nabi - Umair bin Wahb رضي الله عنه 📥
x31 Kisah Sahabat Nabi - Sa'ad bin Ar-Rabi' رضي الله عنه 📥
x32 Kisah Sahabat Nabi - Haritsah bin An Numan رضي الله عنه 📥
x33 Kisah Sahabat Nabi - Muawiyah Bin Abi Sufyan رضي الله عنه 📥

SABAR TIDAK BERARTI BERPANGKU TANGAN

💡


Oleh

Abdullah bin Taslim al-Buthoni

“Sampai kapan kita terus bersabar melihat keadaan seperti ini?”, “Apa kita bersabar terus sampai hancur dan binasa?”, “Kalau kita bersabar terus tanpa berbuat apa-apa, maka kapan keadaan buruk ini akan berubah?”.

Komentar-komantar di atas barangkali sering kita kita dengar, atau bahkan disampaikan kepada kita ketika kita berupaya mengajak sebagian kaum muslimin untuk bersikap benar dan bersabar dalam menghadapi kejadian-kejadian di sekitar kita yang tidak kita inginkan.

Tentu saja komentar-komentar tersebut tidak didasari ilmu dan pemahaman agama yang benar, khususnya dalam memahami makna sifat sabar yang banyak dipuji dan diperintahkan dalam ayat-ayat al-Qur’an.

Bahkan inilah yang diperintahkan Allâh Azza wa Jalla kepada hamba dan Rasul-Nya yang paling mulia, Nabi Muhammad n ketika Beliau menghadapi kenyataan yang sangat pahit dan menyakitkan dari kaum kafir Quraisy yang menolak seruan dakwah Beliau n dan bahkan menyakiti Beliau n dengan berbagai macam gangguan[1]. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا

Maka bersabarlah kamu dengan kesabaran yang indah. [Al-Ma’ârij/70:5]

Perintah Allâh Azza wa Jalla untuk menetapi sifat sabar dalam menghadapi keadaan seperti itu menunjukkan bahwa hal ini pada akhirnya akan mendatangkan banyak kebaikan[2], karena sifat sabar memang merupakan sebab utama turunnya pertolongan dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba yang menetapinya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketahuilah bahwa bersabar ketika (menghadapi) sesuatu yang tidak disukai (akan mendatangkan) banyak kebaikan, sesungguhnya pertolongan (dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala selalu) bersama sifat sabar, sesungguhnya jalan keluar (selalu) bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesusahan (selalu ada) kemudahan”[3]

KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN SIFAT SABAR

Keutamaan dan kemuliaan ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan disempurnakan (ganjaran) pahala mereka (pada hari kiamat kelak) tanpa batas. [Az-Zumar /39:10].

Imam asy-Syaukani t berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa pahala dan ganjaran kebaikan orang-orang yang bersabar tidak ada batasnya … Ini adalah keutamaan besar dan ganjaran kebaikan agung yang mengandung arti bahwa setiap orang yang mendambakan pahala (dari) Allâh dan menginginkan balasan kebaikan di sisi-Nya maka hendaknya dia menetapi sifat sabar, mengikatkan diri dengannya dan berpegang teguh padanya”[4].

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman! Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allâh bersama orang-orang yang bersabar” [al-Baqarah: 153].

Arti kebersamaan Allâh dalam ayat ini adalah al-ma’iyyah al-khâshshah (kebersamaan khusus) yang mengandung makna limpahan pertolongan, taufik, penjagaan, dan perlindungan-Nya bagi hamba tersebut.[5] Kebersamaan ini khusus bagi para hamba Allâh Azza wa Jalla yang beriman dan memiliki sifat-sifat mulia.

Imam asy-Syaukani berkata, “Dalam ayat ini terdapat motivasi terbesar bagi para hamba Allâh Subhanahu wa Ta’ala untuk menetapi sifat sabar ketika menghadapi segala kesusahan. Karena barangsiapa yang Allâh bersamanya, maka dia tidak akan takut (menghadapi) segala rintangan (apapun) meskipun (sebesar) gunung.”[6]

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata, “(Dalam ayat ini) Allâh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong dalam (menghadapi) urusan-urusan agama dan dunia mereka … Maka sifat sabar merupakan penolong besar dalam menghadapi segala urusan. Maka tidak ada jalan bagi orang yang tidak bersabar untuk mencapai apa yang diinginkannya (karena tidak adanya pertolongan dari Allâh baginya) … Kebersamaan Allâh dalam ayat ini adalah kebersamaan khusus yang mengandung makna kecintaan, bantuan, pertolongan dan kedekatan Allâh (bagi hamba-hamba tersebut). Maka ini merupakan kemuliaan besar bagi orang-orang yang memiliki sifat sabar. Seandainya tidak ada keutamaan bagi orang-orang yang bersabar kecuali mendapatkan kebersamaan yang khusus dari Allâh ini, maka cukuplah hal ini sebagai keutamaan dan kemuliaan (besar)”[7].

Dalam sebuah hadits yang shahih, dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

Barangsiapa yang sungguh-sungguh berusaha untuk bersabar maka Allâh akan memudahkan kesabaran baginya. Dan tidaklah sesorang dianugerahkan (oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala ) pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) dari pada (sifat) sabar[8].

Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya keutamaan dan tingginya kedudukan sifat sabar dalam Islam, bahkan menunjukkan bahwa sifat ini menempati kedudukan tertinggi dalam Islam, karena sifat ini menghimpun semua sifat dan perbuatan yang terpuji[9].

Sebagaimana hadits ini juga menunjukkan bahwa sifat sabar tidak akan diraih kecuali dengan taufik dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan dengan bersungguh-sungguh berusaha melatih dan membiasakan diri menetapi sifat tersebut[10], demikian pula sifat-sifat mulia lainnya dalam Islam[11].

Dan masih banyak dalil-dalil lain yang menjelaskan tingginya kemuliaan dan keutamaan sifat agung ini.

MAKNA SABAR DAN HAKIKATNYA

Arti sabar secara etimologi adalah al-habs (menahan/mencegah), maka makna sabar adalah menahan diri dari berputus asa, dan menahan lisan dari keluh kesah, serta menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang Allâh Azza wa Jalla .[12] Inilah arti kesabaran yang indah yang Allâh Azza wa Jalla perintahkan dalam firman-Nya:

فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا

Maka bersabarlah kamu dengan kesabaran yang indah [Al-Ma’ârij /70:5].

Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Makna kesabaran yang indah adalah kesabaran yang tidak disertai sikap berkeluh kesah dan mengadu kepada selain Allâh”[13]

Tentu saja hal ini akan dimudahkan oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-Nya karena keimanannya yang kuat dan pengharapannya terhadap balasan pahala di sisi Allâh Azza wa Jalla .

Imam Sa’id bin Jubair berkata, “Kesabaran itu adalah pengakuan seorang hamba kepada Allâh atas musibah yang menimpa dirinya (bahwa itu semua dari sisi-Nya) dan pengharapannya terhadap balasan pahala di sisi-Nya. Sungguh terkadang seorang hamba bersedih, akan tetapi dia berusaha menahan diri, tidak terlihat darinya kecuali kesabaran.”[14]

Inilah sebab besar limpahan hidayah dan taufik dari Allâh Azza wa Jalla ke dalam hati seorang hamba yang merupakan landasan utama segala kebaikan, sekaligus sebagai sebab yang meringankan musibah yang menimpa hamba tersebut, disertai balasan pahala yang agung di sisi-Nya.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; Dan barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu.” [At-Taghâbun /64:11].

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Azza wa Jalla), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh tersebut, maka Allâh akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya”[15].

Sedangkan hakikat sabar adalah seperti yang dipaparkan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah yaitu, “Akhlak mulia yang termasuk perangai jiwa (yang luhur), dengannya seorang hamba akan menjauhi perbuatan buruk dan tidak terpuji. Sifat ini merupakan bagian dari kekuatan jiwa yang menjadikan baik dan lurus keadaannya.”[16]

Adapun rukun sabar ada tiga yaitu:

Menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allâh Subhanahu wa Ta’alaMenahan lisan dari keluh kesah (kepada selain Allâh Subhanahu wa Ta’ala)Menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang (Allâh Subhanahu wa Ta’ala ), seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Poros sifat sabar berkisar pada tiga rukun ini, sehingga barang-siapa yang menunaikan ketiga rukun ini dengan benar maka musibah yang menimpanya akan berganti menjadi anugerah, bencana berubah menjadi karunia, dan hal yang tidak disukainya berubah menjadi kesenangan. Karena sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla tidak mengujinya (dengan musibah) untuk membinasakannya, akan tetapi hal itu untuk menguji kesabaran dan ‘ubudiyyah (penghambaan diri)nya kepada Allâh Azza wa Jalla .”[17]

Para Ulama juga menjelaskan bahwa sabar itu ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla , sabar dalam meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan sabar dalam menghadapi ketentuan takdir-Nya yang menimpa manusia[18].

IDENTIKKAH SABAR DENGAN PASRAH PADA KEADAAN BERPANGKU TANGAN?

Berdasarkan pemaparan di atas, jelas bahwa sifat sabar tidak berarti berpangku tangan atau pasrah pada keadaan, seperti yang dituduhkan sebagian kaum Muslimin kepada orang-orang yang selalu menyerukan untuk bersabar dalam menghadapi kenyataan sepahit apapun. Bahkan menetapi sifat ini justru merupakan solusi dan tindakan terbaik dalam menghadapi semua itu, karena bukankah sifat inilah yang Allâh Azza wa Jalla perintahkan kepada Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana penjelasan di atas, ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi kesusahan yang lebih dari kesusahan apapun yang dialami seorang manusia di jalan Allâh? Bukankah sifat ini merupakan sebaik-baik penolong bagi seorang hamba? Bukankah sifat ini termasuk sebab turunnya pertolongan dari Allâh? Di atas telah kami nukil sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allâh Azza wa Jalla selalu) bersama sifat sabar”[19].

Bahkan lebih dari itu semua, bukankah sifat ini menghimpun semua sifat dan perbuatan yang terpuji dalam Islam, sebagaimana hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah kami nukil di atas? Maka kalau demikian keadaan dan kedudukan mulia sifat ini dalam Islam, lalu apakah pantas jika sifat ini diidentikkan dengan pasrah dan berpangku tangan yang menunjukkan arti negatif dan buruk?

Memang benar kita diperintahkan oleh Allâh Azza wa Jalla untuk berusaha merubah keadaan yang buruk dan yang bertentangan dengan petunjuk Islam, bahkan kita diperintahkan untuk berusaha merubah kemungkaran dan kemaksiatan yang terjadi semampu kita.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allâh tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d /13: 11].

Dan dalam hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran atau kemaksiatan, maka hendaklah dia (berusaha) merubahnya dengan tangannya, kalau dia tidak mampu maka dengan lisan (ucapan)nya, kalau tidak dia mampu maka dengan hatinya, dan pengingkaran dengan hati itu adalah selemah-lemah iman”[20]

Akan tetapi, ini semua bukan berarti kita boleh melakukan tindakan apa saja dalam rangka merubah kemungkaran, sampaipun dengan melanggar batasan-batasan agama!

Karena kalau ini diperbolehkan, maka apa bedanya kita dengan para pelakukan kemungkaran yang pertama, lalu kita merubahnya dengan cara yang sama mungkarnya atau bahkan lebih buruk?

Oleh karena itu, para Ulama melarang tindakan mencegah kemungkaran jika ditakutkan atau paling tidak ada kemungkinan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.[21]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak diperbolehkan mengingkari kemungkaran dengan tindakan yang lebih buruk daripada kemungkaran tersebut. Oleh karena (dalam Islam) diharamkan memberontak dengan senjata kepada penguasa atau pemerintah (meskipun) dengan alasan beramar ma’ruf dan nahi mungkar, karena akibat (buruk) yang ditimbulkan setelah itu, dengan melakukan perbuatan haram dan meninggalkan kewajiban, lebih besar daripada perbuatan mungkar dan dosa yang mereka lakukan.”[22]

Di dalam al-Qur’an, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan kepada kita untuk menghadapi dan menyikapi perbuatan buruk dengan cara yang baik, bukan dengan keburukan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ﴿٣٤﴾ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan, tolaklah (keburukan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” [Fushshilat /41: 34-35].

Artinya: tolaklah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, kemungkaran dengan kebaikan, kezhaliman dengan pemaafan dan dosa dengan bertaubat[23].

Kemudian dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menjelaskan manfaat besar menolak keburukan dengan kebaikan, yaitu menjadikan orang yang tadinya memusuhi kita tunduk, bahkan menjadikannya seperti teman akrab bagi kita.[24] Ini berarti bahwa sikap ini merupakan cara terbaik untuk mencegah kemungkaran, karena akan melahirkan kesudahan yang baik dan damai.

Lalu di akhir ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menegaskan bahwa taufik dari-Nya untuk bisa melakukan kebaikan besar ini hanya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang memiliki sifat sabar. Karena sifat mulia inilah yang akan membawa kepada keberuntungan besar di dunia dan akhirat kelak[25].

Jadi berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa bersabar bukan hal tercela dan tidak menunjukkan sikap lemah, bahkan sifat ini adalah sifat terpuji dan merupakan cara menghadapi dan memecahkan masalah yang terbaik, karena sifat ini merupakan sebab utama turunnya pertolongan dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala .

Juga perlu ditambahkan di sini, bahwa bukan berarti dengan kita menetapi sifat sabar dalam menghadapi kemungkaran, lantas kita hanya berpangku tangan dan tidak melakukan tindakan apa-apa untuk merubahnya. Sama sekali tidak demikian! Kita tetap diperintahkan untuk melakukan usaha untuk merubahnya, tapi usaha dan tindakan yang sesuai dengan petunjuk Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya. Makanya kita diperintahkan untuk menetapi sifat sabar supaya tindakan dan usaha kita tidak melampaui batasan syariat yang telah digariskan oleh Allâh Azza wa Jalla .

Inilah makna sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Bersemangatlah melakukan apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allâh, serta janganlah bersikap lemah”[26]

Di antara perbuatan dan tindakan terpuji yang akan lahir dari sifat sabar, dengan izin Allâh Azza wa Jalla , adalah bersikap lemah lembut dan tidak tergesa-gesa dalam menghadapi setiap masalah, tidak mudah marah, menasehati pelaku kemungkaran dengan nasehat yang baik, mudah memaafkan dalam hal-hal yang memang pantas dimaafkan dan lain-lain.

Semua tindakan dan sikap tersebut merupakan sebab kebaikan yang dipuji dalam Islam, sebagaimana dalam hadits-hadits shahih dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:

Yang artinya, “Sesungguhnya sikap lemah lembut tidaklah ditempatkan pada sesuatu kecuali akan meng-hiasinya dan tidaklah dihilangkan dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk”[27].Yang artinya, “Sikap at-ta-annî (tenang dan tidak terburu-buru mengambil keputusan) adalah dari Allâh sedangkan sikap tergesa-gesa adalah dari Setan”[28].Yang artinya, “Tidaklah Allâh menambah bagi seorang hamba dengan pemaafannya kecuali kemuliaan”[29].Yang artinya, “Ada tiga sifat yang menjadikan hati seorang muslim tidak akan menjadi dengki dan buruk…(di antaranya): menasehati (dengan baik) para pemimpin kaum muslimin”[30].

Dan tentu semua sikap-sikap baik inilah yang akan memudahkan turunnya pertolongan dari Allâh Azza wa Jalla , sebagaimana dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allâh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad /47: 7].

Asy-Syaikh Muhammad al-Amîn asy-Syinqîthi berkata, “Sudah diketahui bahwa menolong (agama) Allâh hanya (dilakukan) dengan mengikuti ketentuan yang digariskan-Nya dalam syariat Islam, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua laranagn-Nya”[31].

KESIMPULAN DAN NASEHAT

Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah bahwa bersikap sabar dalam menghadapi segala sesuatu akan mendatangkan segala kebaikan dan menjadikan baik hasil akhir dalam segala urusan, karena sikap inilah yang merupakan sebab besar turunnya pertolongan dari Allâh Azza wa Jalla .

Oleh karena itulah, sifat ini sangat dianjurkan untuk selalu menyertai seorang hamba ketika dia berdakwah mengajak manusia ke jalan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

Allâh Azza wa Jalla berfirman menceritakan ucapan Lukman al-Hakim ketika menasehati anaknya:

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Hai anakku! Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik serta cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa (gangguan) yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allâh)” [Luqman /31: 17].

Ayat ini menunjukkan bahwa bersifat sabar dalam menghadapi perlakuan buruk ketika seorang hamba menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ini adalah termasuk akhlak terpuji yang selalu ditempuh oleh orang-orang yang mengikuti jalan keselamatan[32].

Dalam hal ini, Sahabat yang mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas h berkata, “Termasuk hakikat iman adalah bersabar dalam (menghadapai) hal-hal yang tidak kita sukai (buruk)”[33]

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua yang membacanya dan kita memohon kepada Allâh Azza wa Jalla dengan nama-nama-Nya yang Maha indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha tinggi agar Dia Azza wa Jalla senantiasa memudahkan taufik-Nya bagi kita semua untuk memiliki sifat sabar dalam menghadapi semua keadaan dan juga sifat-sifat mulia dalam Islam lainnya. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha mendengar lagi Maha mengabulkan do’a hamba-hamba-Nya.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
___
Footnote

[1] Lihat Tafsîr Ibni Jarîr ath-Thabari, 12/228 dan Fathul Qadîr, 5/404

[2] Lihat Taisîrul Karîmir Rahmân, hlm 885

[3] HR. Ahmad, 1/307 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albâni dalam Ash-Shahîhah, no. 2382

[4] KItab Fathul Qadîr, 4/645

[5] Lihat kitab Tafsîr Ibnu Katsîr, 2/781 dan Syarhul ‘Aqîdatil Wâsithiyyah, 1/402

[6] Kitab Fathul Qadîr, 1/246

[7] Kitab Taisîrul Karîmir Rahmân, hlm. 74

[8] HSR. Al-Bukhâri, 6105 dan Muslim, 1053

[9] Kitab Tuhfatul Ahwadzi, 6/143

[10] Lihat keterangan Imam as-Sindi dalam kitab Hâsyiatus Sindi ‘alan Nasâ-I, 5/95

[11] Lihat kitab Bahjatun Nâzhirîn, 1/82

[12] Lihat kitab ’Uddatush Shâbirîn, hlm. 7

[13] KItab Fathul Qadîr, 5/404

[14] Dinukil oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsir beliau, 1/268

[15] Tafsir Ibnu Katsir, 8/137

[16] KItab ’Uddatush Shâbirîn wa Dzakhîratusy Syâkirîn, hlm. 36 – cet. Dar Ibnil Jauzi, Arab Saudi

[17] Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam  kitab al-Wâbilish Shayyib, hlm. 11

[18] Lihat keterangan Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab Lathâ-iful Ma’ârif, hlm. 177

[19] HR. Ahmad, 1/307 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albâni dalam Ash-Shahîhah, no. 2382

[20] HSR. Muslim, no. 49

[21] Lihat kitab I’lâmul Muwaqqiîin, 3/4 dan Fathul Bârî, 1/225

[22] Kitab Majmû’ul Fatâwâ, 14/472

[23] Lihat penjelasan Imam asy-Syaukani dalam kitab Fathul Qadîr, 4/106

[24] Lihat penjelasan Imam al-Baghawi kitab Ma’â-limut Tanzîl, 7/174

[25] Lihat kitab Taisîrul Karîmir Rahmân, hlm. 749

[26] HSR. Muslim, no. 2664

[27] HSR. Muslim, no. 2594

[28] HR. At-Tirmidzi, 4/367; Abu Ya’la, 3/1054 dan al-Baihaqi, 10/104. Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albâni dalam Ash-Shahîhah, no. 1795

[29] HSR. Muslim, no. 2588

[30] HR at-Tirmidzi, 5/34; Ibnu Mâjah, no. 230 dan Ahmad, 3/225. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albâni.

[31] Kitab tafsir beliau Adhwâ-ul Bayân, 5/272

[32] Lihat penjelasan Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsir beliau, 14/63

[33] Dinukil oleh Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsir beliau, 14/63



    



Shared from Almanhaj.or.id for android

Thursday, May 2, 2019

Siroh nabawiyah Oleh : Ust. Khalid Basalamah








Silahkan di Download, Gratis...!!
dibagikan untuk sarana dakwah agar mengenal Junjungan Kita, Pemimpin kita
Nabi Muhammad
yang nyata...dan bukan dongeng semata..               

Jangan diperjualbelikan ya...!!

Daftar :
01 Sebelum Muhammad Dilahirkan 1📌
01 Sebelum Muhammad Dilahirkan 2📌
02 Ketika Mekah Dikuasai Orang Orang Zalim 2📌
03 Masuknya Agama Yahudi dan Nasrani ke Jazirah Arab 1📌
03 Masuknya Agama Yahudi dan Nasrani ke Jazirah Arab 2📌
04 Keadaan Mekah Sebelum MuhammadDilahirkan 1📌
04 Keadaan Mekah Sebelum Muhammad Dilahirkan 2📌
05 Kelahiran Muhammad Hingga Nikah dg Khadijah 1📌
05 Kelahiran Muhammad Hingga Nikah dg Khadijah 2📌
06 Memasuki Fase Kenabian 1📌
06 Memasuki Fase Kenabian 2📌
07 Dakwah Sembunyi-Sembunyi 1📌
07 Dakwah Sembunyi-Sembunyi 2📌
08 Masuk Islamnya Hamzah RA 1📌
08 Masuk Islamnya Hamzah RA 2📌
09 Masuk Islamnya Umar bin Khattab RA 1📌
09 Masuk Islamnya Umar bin Khattab RA 2📌
10 Pemboikotan Quraisy Kepada Rasulullah x1📌
10 Pemboikotan Quraisy Kepada Rasulullah x2📌
11 Dakwah ke Kota Thaif 1📌
11 Dakwah ke Kota Thaif 2📌
11 Dakwah ke Kota Thaif 3📌
12 Peristiwa Isra Miraj 1📌
12 Peristiwa Isra Miraj 2📌
13 Mujizat Nabi Ketika di Mekah 1📌
13 Mujizat Nabi Ketika di Mekah 2📌
14 Ekspansi Wilayah Dakwah 1📌
14 Ekspansi Wilayah Dakwah 2📌
15 Baiat Aqabah dan Hijrah Nabi ke Madinah 1📌
15 Baiat Aqabah dan Hijrah Nabi ke Madinah 2📌
16 Kedatangan Nabi di Madinah Ketika Hijrah📌
17 Pembangunan Masjid Nabawi📌
18 Latar Belakang Terjadinya Perang Badar📌
19 Peristiwa Perang Badar 1📌
19 Peristiwa Perang Badar 2📌
20 Peristiwa Perang Badar 3📌
21 Kejadian Antara Perang Badar dan Perang Uhud📌
22 Peristiwa Perang Uhud Bagian Pertama-1📌
22 Peristiwa Perang Uhud Bagian Pertama-2📌
23 Peristiwa Perang Uhud Bagian Kedua-1📌
23 Peristiwa Perang Uhud Bagian Kedua-2📌
24 Peristiwa Perang Uhud Bagian Ketiga 1📌
24 Peristiwa Perang Uhud Bagian Ketiga 2📌
25-Penyerangan-Suku-Suku-Arab-ke-Madinah📌
26-Penyerangan-ke-Suku-Suku-yang-Akan-Menyerang-Madinah📌
27-Perang-Ahzab-Handak-Bulan-Sawal-Tahun-Ke-5-Hijriah📌
28-Perang-Suku-Bani-Quraidah📌
29-Setelah-Peperangan-Perang-Ahzab📌
30 Rentetan Peristiwa Setelah Perah Ahzab📌
31 Perang Bani Mustalik📌
32 Kaidah Hidup Rasulullah dalam Rumah Tangga📌
33 Perjanjian Hudaibiyah📌

34 Perang Khaibar

35 Pembebasan Benteng Benteng Yahudi

36 Pembebasan Benteng-Benteng Yahudi

37 Kejadian Kejadian Setelah Perang Khaibar (18)

38 Surat Nabi
ke Raja-Raja Dunia

39 Kisah Sahabat Nabi
- Syariah Syariah yang Diutus Oleh Nabix 20

40 Pembebasan Kota Makkah Part 1 (21)

40 Pembebasan Kota Makkah Part 2 (21)

41 Perang Hunain (22)

42 Perang Tabuk part 1 (23)

42 Perang Tabuk part 2 (23)

42 Perang Tabuk part 3 (23)
43 Imbas Peperangan-Peperangan Rasulullahx (25) 

44 Wafatnya Nabi x (24)

Setiap Pemimpin Akan Bertanggung Jawab Atas Setiap yang Dipimpinnya

Kisah penuh hikmah


Diceritakan bahwa suatu ketika, kholifah Sulaiman bin Abdul Malik pergi untuk melaksanakan ibadah haji bersama Umar bin Abdul Aziz (yang saat itu belum menjadi khalifah). Sesampainya di Makkah, Sulaiman melihat dengan takjub, betapa banyaknya orang di Mauqif (tempat berkumpul).

Beliau lantas berkata kepada Umar bin Abdul Aziz: "Apakah engkau melihat orang-orang yang sangat banyak jumlahnya ini?"

Umar bin Abdul Aziz berkata: "Mereka hari ini adalah rakyatmu, tetapi mereka nanti, di Hari Kiamat, adalah musuhmu (karena engkau tidak memenuhi hak mereka -pent)."

Lantas Sulaiman bin Abdul Malik menangis tersedu-sedu.

📔 Manaqib Umar, Ibnul Jauzi

IMAN YANG TIDAK MASUK KE DALAM HATI

🔹 Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :

Bersemangatlah wahai saudaraku. Untuk mensucikan hatimu sebelum mensucikan anggota badanmu, berapa banyak orang mengerjakan shalat, puasa, shadaqah dan haji, tapi hatinya rusak (jelek).

Lihatlah orang orang khawarij, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbicara tentang mereka, bahwa mereka mengerjakan shalat, puasa dan shadaqah. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata :

(لايجاوز إيمانهم حناجرهم)

"Keimanan mereka tidak melewati kerongkongan mereka"

Iman tidak masuk ke dalam hati mereka."

📚 [Syarh Riyadhush Shalihin jilid 2, hal. (133)]


┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉


قال الشيخ ابن العثيمين رحمه الله :

"فاحرص يأخي على طهارة قلبك قبل طهارة جوارحك، كم من إنسان يصلي، ويصوم، ويتصدق، ويحج لكن قلبه فاسد.

ها هم الخوارج حدث عنهم النبي صلى الله عليه وسلم، أنهم يصلون، ويصومون، ويتصدقون، لكن قال النبي صلى الله عليه وسلم:

(لا يجاوز إيمانهم حناجرهم)

لا يدخل الإيمان قلوبهم"

📚 [شرح رياص الصالحين، مجلد ٢، ص. (١٣٣)]

📑  Majmu'ah Hikmah Salafiyyah

✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com

📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.