Saturday, October 28, 2017

Jangan Kau Bunuh Hidayahmu




Pagi ini ketika bersama Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA, beliau memberikan nasehat kepada saya,

"Hidayah itu harus di pupuk (pelihara) jika tidak dia akan kembali Mati"

Nasehat beliau ini didasari setelah banyaknya orang yang sudah berhijrah dan kembali kedalam ke sesatan setelah tidak tahan terhadap kasih sayang berupa ujian yang Allah berikan kepada nya.



Sebagaian pengusaha sudah mulai berhijrah di jalan Allah ingin berbisnis secara Syar'i.. namun banyak godaan dan bisikan syaitan terkadang menjadikan indah keadaan sebelum ber hijrah.

Banyak orang yang telah berhijrah dengan meninggalkan hal2 yang di haramkan oleh Allah, lalu mereka kembali ke jalan yang Sesat... penyebab utamanya adalah dia tidak mau menjaga hidayah yang Allah berikan..

Ada Dua Hal yang paling sering menjadi sebab pudarnya bahkan hilangnya Hidayah yang Allah berikan..

1. Tahu Sedikit Merasa Banyak

Mengetahui hal hal yang baru tentang kebaikan seringkali membuat orang merasa sudah mempunyai seluruh ilmu, sehingga sifat takabur lalu sudah memberikan statement atau kata kata yang bersifat sombong atau ujub.. ibarat orang baru belajar Silat dan menguasai Satu Jurus dasar langsung menantang setiap preman di pasar..

Ketika baru belajar ilmu Allah lalu dengan sombong kita membuat status atau tulisan di sosmed yang tujuannya membuat orang lain juga tersadar, niat nya baik.. namun jika cara nya salah, maka akan menjadi senjata makan tuan...

Ketika ada orang sesat yang lebih mempunyai kemampuan berdebat atau beropini berkomentar atau mendebat status dan tulisan orang yang baru berhijrah, dan dia tidak bisa menjawab pertanyaan atau hasutan dengan menyatakan bahwa pemahaman anda lah yang keliru, maka orang yang baru berhijrah ini akhirnya kembali Ragu atas jalan nya ini...

Dan ketika orang yang baru hijrah ini Kalah Berdebat, syaitan mulai masuk kedalam hatinya... banyak nya orang yang mendebat dan mengucilkan orang yang berhijrah ini menjadikan dirinya aneh dan terkadang tidak tahan terhadap ujian dan Kasih sayang Allah yang sedang dijalaninya..

Akhirnya kembalilah ia kepada masa lalunya.. kembali bermaksiat di dalm bisnis dan kehidupnnya.
Ibarat orang yang baru belajar silat ditas ketika baru saja belajar satu jurus sudah menantang preman kelas berat, sehingga ketika kalah bertarung maka dia tunduk dan masuk kedalam padepokan preman karena merasa ilmu silat yang dia peljari lebih rendah dari pada ilmu berantemnya preman tadi... Na'udzubillah...


وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. [Al-An’am:116]

2. Tidak Serius dalam menuntut Ilmu Allah

Terkadang orang yang baru berhijrah biasanya Omzetnya Turun, namun turunnya Omzet di sikapi dengan menghubungkan antara bisnis syar'i nya dengan hasil duniawinya... padahal dia tidak sadar... Ibarat tong sampah yang selama ini berisi sampah, sedang di keluarkan sampahnya dan di cuci bersih sehingga Barang yang berharga bisa di tempatkan di Tong tersebut. Allah sedang mengeluarkan yang haram darinya dan Akan Allah ganti dengan harta yang Halal... Namun nafsu dan syaitan kembali merasuk kedalam sanubarinya... Bisikan bisikan Teman, keluarga, kolega yang mulai mengguncang dirinya...

"Banyak Fatwa yang boleh lho..."
"Fiqh itu bisa beda boleh beda kok..."
"Ah ustd ini masih membolehkan.."
"Sepertinya terlalu saklek nih..."
"Allah maha pengampun kok..."

Dan masih banyak lagi bisikan bisikan syaitan seperti yang tergambar di dalam surat an-nas, dimana bisikan kejahatan pada dada manusia itu bisa dari golongan Jin dan Manusia...

Setelah syaitan berhasil membom pertahanan hijrah seseorang, maka mulailah orang yang hijrah ini FUTUR , ke futuran biasanya ditunjukkan dengan malasnya ke majelis majelis Ilmu, mencari cari alasan untuk tidak berada dalam lautan ilmu dan mengatakan bahwa mencari Nafkah lebih utama dari mencari Ilmu...

Padahal jelas Mencari Nafkah dengan tanpa Ilmu hanya akan mendapatkan rezeki yang Haram, yang jangan kan di nafkahkan ke keluarga, di makan sendiri pun Allah Haramkan...

Dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdabda :

يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحتٍ إلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَولَى بِهِ

Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya. [HR. Tirmidzi]

Pupuklah Hidayah dengan terus mengkaji ilmu Allah dan berada dalam bi'ah (lingkungan) dengan berteman dengan temam yang semakin menguatkan kita bukan sebaliknya.


Semoga Allah selalu meridhoi dan menjaga Hidayah yang telah Allah berikan kepada kita semua...

Barakallahu fiikum

@emasrangga
Surabaya, 15 Dzulhijjah 1438 H

Friday, October 27, 2017

💖 PESAN DIBALIK PENURUNAN KONDISI FISIK DI USIA TUA 💖


~~~~

 💧Semakin bertambah usia semakin lemah Tangan menggenggam ... karena Allah sedang mendidik kita agar kita ikhlas melepaskan kegigihan kita dalam mencinta Dunia.

 💧   Semakin bertambah usia semakin kabur Matanya ... Karena Allah sedang mencerahkan mata hati kita untuk  melihat Akhirat dengan batin kita

 💧  Semakin bertambah usia semakin Sensitif .... karena Allah sedang mengajar bahwa pautan Hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, namun hati yang berpaut kepada Allah, tidak akan pernah mengecewakan.

 💧  Semakin bertambah usia semakin banyak gigi-gigi berguguran ... karena Allah sedang mengingatkan bahwa kekuatan dan kekuasaan yg kita miliki juga akan semakin lepas dan tanggal. Pada suatu hari kitapun akan tumbang masuk kedalam Tanah untuk selamanya.

 💧  Semakin bertambah usia  semakin banyak Nikmat kekuatan Tulang & Sendi menghilang ... karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi Nyawapun akan hilang di ambil pula oleh Sang Penciptnya

 💧  Semakin bertambah usia semakin banyak Rambut yang memuutih ... karena Allah sedang mengingatkan bahwa kain kafan Putihlah yang akan menjadi Pakaian terakhir yang akan kita kenakan.

 💧  Begitu juga Hati ... semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian ... karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta pada manusia dan dunia agar kita dapat mencintaiNya dengan lebih sungguh sungguh.

                  Bila kita
        senantiasa berusaha
       menjadikan orang lain
                  Bahagia,
          maka sebenarnya
             kita lah orang
        yang paling Bahagia

Selamat beraktifitas

Thursday, October 26, 2017

KEUTAMAAN PUASA ARAFAH


Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki  keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan seorang muslim-pun. Puasa ini dilaksanakan bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim no. 1162)

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Ibnu Muflih dalam Al Furu’ -yang merupakan kitab Hanabilah- (3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Adapun orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah.

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.”
(HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

“Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.”
(HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).

Mengenai pengampunan dosa dari puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.”
(Syarh Shahih Muslim, 8: 51)

Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum.
(Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).

Setelah kita mengetahui hal ini, tinggal yang penting prakteknya. Juga jika risalah sederhana ini bisa disampaikan pada keluarga dan saudara kita yang lain, itu lebih baik. Biar kita dapat pahala, juga dapat pahala karena telah mengajak orang lain berbuat baik. “Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah (harta amat berharga di masa silam, pen).”
(Muttafaqun ‘alaih).

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim)

Semoga Allah beri hidayah pada kita untuk terus beramal sholih.

Sumber: https://muslim.or.id/18509-keutamaan-puasa-arafah.html

👥 Ikuti kami di Group sharing kajian-kajian Islam sesuai Alquran dan Assunnah dengan pemahaman salafush shalih. Bersama kami di saluran Iqra Sunnah dengan link sebagai berikut :

Group WhatsApp Iqra Sunnah (AKHAWAT/WANITA):

https://chat.whatsapp.com/6hEHFXlT2VGKaBxVTdzrxP

Grup WhatsApp Iqra Sunnah (IKHWAN/PRIA):

https://chat.whatsapp.com/3d14uIunGb49j7jYVp6h6B

Tuesday, October 24, 2017

LEMBAR NASEHAT



Lihatlah Urusan Orang di Bawahmu dan Orang di Atasmu

Berkata Ibnu Hazm
rahimahullah :

انظر في المال والحال والصحة
إلى من دونك

وانظر في الدين والعلم والفضائل إلى من فوقك

Lihatlah dalam urusan:
 ° Harta;
 ° Kondisi - keadaan;
 ° Kesehatan;
Kepada orang yang berada dibawah kamu.

Dan lihatlah dalam urusan:
 ° Agama;
 ° Ilmu;
 ° Keutamaan - kebaikan;
Kepada orang yang berada diatas kamu.

📚 Mudawatun Nufus : 43.
_____

✍Abu 'abdillah sahl

Monday, October 23, 2017

ADAB-ADAB DALAM BERDO'A KEPADA ALLAH 'AZZA WA JALLA


بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَه

1⃣ MEMANFAATKAN WAKTU & TEMPAT YANG MUSTAJAB

Di antaranya:
🔹Sepertiga malam terakhir;
🔹Di antara adzan & iqamah;
🔹Di saat sujud akhir shalat fardhu;
🔹Saat adzan setelah Ashar di hari Jumat;
🔹Saat turun hujan;
🔹Saat safar;
🔹Saat mau berbuka puasa bln Ramadhan;
🔹Malam Lailatul Qadr;
🔹Di hari Arafah;
🔹Di Hijr Ismail;
🔹Di bukit Shafa & Marwah;
🔹Saat minum zamzam;
🔹Saat terjadi perang, dst ...

2⃣ MENGHADAP KIBLAT

"Ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam."
(HR. Muslim)

3⃣ MENGANGKAT TANGAN

“Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).”
(HR. Abu Daud & Tirmidzi, beliau hasankan)

4⃣ SUARA LIRIH & TIDAK DIKERASKAN

“Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.”
(HR. Bukhari)

5⃣ TIDAK DIBUAT BERSAJAK

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
(QS. Al-A’raf: 55)

6⃣ PENUH HARAP & CEMAS

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”
(QS. Al-Anbiya’: 90)

7⃣ KHUSYU’ & YAKIN AKAN DIKABULKAN

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).”
(HR. Tirmidzi)

8⃣ MENGULANG-ULANG DOA

"… Dan apabila beliau meminta kepada Allah, beliau mengulangi tiga kali."
(HR. Muslim)

9⃣ TIDAK TERGESA-GESA AGAR SEGERA DIKABULKAN

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam berdoa?” Beliau bersabda, “Orang yang berdoa ini berkata, ‘Saya telah berdoa, Saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan’. Akhirnya dia putus asa dan meninggalkan doa.”
(HR. Muslim, Abu Daud)

🔟 DIAWALI MEMUJI ALLAH & BERSHALAWAT ATAS NABI SHALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.”
(HR. Ahmad, Abu Daud)

1⃣1⃣ DIMULAI DO… Read more                       
[8:41 AM, 9/5/2017] Utu: LEMBAR NASEHAT

Lihatlah Urusan Orang di Bawahmu dan Orang di Atasmu

Berkata Ibnu Hazm
rahimahullah :

انظر في المال والحال والصحة
إلى من دونك

وانظر في الدين والعلم والفضائل إلى من فوقك

Lihatlah dalam urusan:
 ° Harta;
 ° Kondisi - keadaan;
 ° Kesehatan;
Kepada orang yang berada dibawah kamu.

Dan lihatlah dalam urusan:
 ° Agama;
 ° Ilmu;
 ° Keutamaan - kebaikan;
Kepada orang yang berada diatas kamu.

📚 Mudawatun Nufus : 43.
_____

✍Abu 'abdillah sah

Sunday, October 22, 2017

Kunci kehidupan Lebih baik


*1*. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui dan rasakan.

*2.* Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada di luar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang Anda jalani saat ini, secara positif

*3.* Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.

*4*. Jangan paksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.

*5.* Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.

*6*. Bermimpilah saat anda bangun
(bukan saat tertidur).

*7*. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.

*8*. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan saudara , pasangan dan teman Anda pada masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.

*9.* Hidup terlalu singkat untuk membenci siapa pun itu.
Jangan pernah membenci.

*10*. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak mengganggu masa kini Anda.

*11*. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.

*12*. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar.
Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat berlangsung seumur hidup.

*13*. Senyumlah dan tertawalah sesering mungkin agar Anda lebih dapat menikmati hidup ini

*14*. Anda tidak dapat selalu unggul dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan dan bertoleransilah

      *B. COMMUNITY:*

*15.* Hubungi keluarga Anda sesering mungkin

*16*. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.

*17*. Ampuni setiap orang untuk segala hal

*18.* Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun.

*19*. Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.

*20.* Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.
Itu urusan mereka.
Jangan pikirkan hal tsb.

*21*. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda pada saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda.
Tetaplah berhubungan baik dgn mereka dan lingkungan Anda.

          C. LIFE:*

*22*. Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda.

*23.* Tuhan menyembuhkan segala sesuatu.

*24.* Lakukan hal yang benar.

*25.* Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.

*26*. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan beraktivitaslah !.

*27.* Yang terbaik belumlah tiba, tapi nikmati saja yg ada.

*28*. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.

*29.* Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu.

*30.* Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.

Mati tdk menunnggu Tua.

Mati tidak menunggu sakit.

Nikmati hidup....

Sebelum hidup tidak bisa lagi dinikmati.

*Sahabatku !,*

*Saat membaca dan selesai menyimak semua hal di atas, kami mohon kepada sahabatku  untuk membagikan tulisan ini kepada "orang" yang kita cintai, 
"teman" sepermainan kita,
"teman" kantor,
teman pada masa kecil /remaja maupun "orang" yang tinggal dengan kita.

💌💌💌😃😃🙏🏼🙏🏼🙏🏼

Saturday, October 21, 2017

Buat orang tua yg galak

 (saya trmsk yg kesentil nih)

Pesan Ibu Elly Risman
Senior Psikolog UI, Konsultan Parenting Nasional

Inilah pesan untuk para Orangtua :

Kalau Anda dititipi anak Presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya ?

Beranikah Anda membentaknya sekali saja ?
Pasti enggak, kan ?

Nah, yang sekarang menitip bukan Presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari Presiden, yaitu Allah.

Beranikah Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul ?

Jika Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti di hari akhir, apa yang Anda jawab ketika ditanya Pemiliknya ?

Jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya.
Jaga lisanmu, duhai orangtua.
Jangan pernah engkau memarahi anakmu hanya gara-gara ia menumpahkan susunya atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah.

Anakmu tidak tahu kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan.
Otaknya belum mempunyai konsep itu.

Jaga Jiwa Anakmu.
Lihatlah tatapan mata anakmu yang tidak berdosa itu ketika engkau marah-marah.
Ia diam dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan.
Apakah ia mengerti ?

Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang ia lakukan.                        setelah engkau pukul dan engkau marahi.
Anakmu tetap memelukmu, masih ingin engkau belai.
Bukankah inilah tanda si anak memaafkanmu ?

Namun, jika engkau terus-menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya, otak anakmu akan merekamnya dan akhirnya, cadangan ‘maaf’ di otaknya hilang.

Apa yang akan terjadi selanjutnya, duhai orangtua ?
Anakmu akan tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’ dan ia pun akan membencimu sedikit demi sedikit hingga tidak tahan hidup bersamamu.

Jiwa anak yang terluka itu akan mendendam.
Pernahkah engkau saksikan anak-anak yang ‘malas’ *merawat orangtuanya ketika tua ?
Jangan salahkan anak-anaknya.
Cobalah memahami apa yang sudah dilakukan oleh orangtua itu kepada anak-anaknya ketika mereka masih kecil.

Orangtua.., anakmu itu bukan kaset yang bisa kau rekam untuk kata-kata kasarmu.
Bersabarlah.
Jagalah kata-katamu agar anak hanya tahu bahwa ayah ibunya adalah contoh yang baik, yang bisa menahan amarahnya.

Duhai orangtua, engkau pasti kesal kalau anakmu nakal.

Tapi pernahkan engkau berpikir bahwa kenakalannya mungkin adalah efek rusaknya jiwa anakmu karena kesalahanmu...
Kau pukul & kau cubit anakmu hanya karena melakukan hal-hal sepele.
Kau hina dina anakmu hanya karena ia tidak mau melakukan hal-hal yang engkau perintahkan.

Cobalah duduk dan merenungi apa saja yang telah engkau lakukan kepada anakmu.
Apakah engkau lebih sayang pada susu paling mahal yang tertumpah?
Anakmu pasti menyadari dan tahu ketika kemarahan itu selalu hadir di depan matanya.
Jiwanya pun menjadi memerah bagai bara api.
Apa yang mungkin terjadi ketika jiwa anak sudah terusik ?

Anak tidak hormat pada orangtua.
Anak menjadi musuh orangtua.
Anak menjadi sumber kekesalan orangtua.
Anak tidak bermimpi hidup bersama dengan orangtua.
Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua ?

Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal dari apa pun termahal yang ada di dunia
Jaga lisan dan perlakukanmu kepada anakmu.

👶👦👧👶👦👧👶👦👧 

Untuk saya dan bapak ibu semua..


Ayok peluk anak kita yg berada di sebelah kita/mungkin sudah tertidur di sebelah kita.. katakan maaf dan tidak melakukan kesalahan lagi / berkata kasar buat anak kita...

Friday, October 20, 2017

Kurikulum Terlengkap dan Terpenting dalam Mendidik Anak Selaras Fitrahnya + + + + +


.
Assalamualaikum,,
Ada 13 prinsip dasar keluarga muslim dalam mendidik anak menurut Al Qur’an, berikut ini dalil nya :
.
1. Anakmu bukanlah pilihanmu. Mereka menjadi anakmu bukan juga karena keinginan mereka, tetapi takdir Allah. (QS. 28: 68, QS. 42 : 49-50)
.
2. Karena apa yang Allah takdirkan untukmu, maka itulah amanah yang harus ditunaikan. (QS. 8 : 27-28)
.
3. Orangtua lah yang menginginkan anak. Dan keinginanmu adalah janjimu kepada Allah. Maka tepatilah janjimu karena akan Allah minta pertanggungjawabannya. (QS. 5 : 1, QS. 17 : 34, QS. 13 :19-24)
.
4. Allah tidak membebanimu melampaui  kesanggupanmu, maka bersungguh-sungguhlah. (QS. 2 :233, QS. 64 : 16, QS. 3 : 102, QS. 22 : 78)
.
5. Allah tidak mewajibkanmu membentuk anakmu mahir dalam segala hal. Allah mewajibkanmu membentuknya menjadi anak shalih yang terbebas dari api neraka. (QS. 66 : 6, QS. 46 : 15)
.
6. Jangan berharap kebaikan dari anakmu bila tidak mendidik mereka menjadi anak yang shaleh. (QS. 11 : 46, QS. 19 : 59)
.
7. Janganlah berharap banyak pada anakmu jika kamu tidak mendidiknya sebagaimana mestinya. (QS. 17 : 24)
.
8. Didiklah anakmu sesuai fitrahnya. (QS. 30 : 30)
.
9. Janganlah menginginkan anakmu sebagai anak yang shalih sebelum engkau menjadi shalih lebih dahulu. (QS. 61 : 2, QS. 66 : 6)
.
10. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu, sebelum engkau memberi haknya. (QS. 1 : 5)
.
11. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu, sampai engkau memenuhi hak Allah atasmu. (QS. 2: 83, QS. 4 :36, QS. 6 : 151, QS. 17 : 23-24)

12. Janganlah engkau berfikir tentang hasil akhir dari usahamu mendidik, tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik. (QS. 11 : 63)
.
13. Janganlah berhenti mendidik sampai kematian memisahkanmu. (QS. 15 : 99).
.
Jadi, jika kita masih sering meributkan Kurikulum Dikbud atau yang digunakan di sekolah, tak perlu panik. Kembalikan prinsip pendidikan anak-anak kita kepada Sang Ahli Pembuat Kurikulum Semesta, Allah SWT. Tak ada satu kurikulum pun di dunia ini selengkap dan segamblang Al-Quran.
.
Maka mengapa kita mesti ragu dan bimbang?
.
Didiklah anak-anak kita sesuai fitrahnya. Kembalikan segala pedoman bimbingan anak-anak kita dalam kehidupannya kini dan yang akan datang kepada ahlinya: AL-QURAN

Thursday, October 19, 2017

Sudah Saatnya Menyadari Hakikat Ajaran Sufi


Ustadz Abul Hasan Abdullah Taslim



PENDAHULUAN
Istilah "sufi" atau "tasawwuf" tentu sangat dikenal di kalangan kita, terlebih lagi di kalangan masyarakat kebanyakan. Istilah ini sangat diagungkan dan selalu diidentikkan dengan kewalian, kezuhudan dan kesucian jiwa. Bahkan mayoritas masyarakat beranggapan bahwa seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat takwa tanpa melalui jalan tasawwuf. Opini ini diperkuat dengan melihat penampilan lahir yang selalu ditampakkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai ahli tasawwuf, berupa pakaian lusuh dan usang, biji-bijian tasbih yang selalu melekat di tangan, dan bibir yang senantiasa komat-kamit melafazhkan dzikir. Semua ini semakin menambah keyakinan bahwasanya merekalah orang-orang yang benar-benar telah mencapai derajat wali (kekasih) Allah Azza wa Jalla.

Sebelum membahas tentang hakikat tasawwuf yang sebenarnya, kami ingin mengingatkan kembali bahwa penilaian benar atau tidaknya suatu pemahaman bukan hanya dilihat dari pengakuan lisan atau penampilan lahir semata. Barometer sesuai tidaknya pemahaman tersebut, ialah menakarnya dengan Al-Qur`ân dan Sunnah menurut yang dipahami oleh Salafush-Shalih.

Imam al-Barbahâri rahimahullah mengikrarkan prinsip ini dalam kitabnya, Syarh as-Sunnah dengan ucapan beliau: "Perhatikan dan cermatilah –semoga Allah Azza wa Jalla merahmatimu- semua orang yang menyampaikan satu ucapan/pemahaman di hadapanmu, maka jangan sekali-kali engkau terburu-buru untuk membenarkan dan mengikuti ucapan/pemahaman tersebut, sampai engkau tanyakan dan meneliti kembali, apakah ucapan/pemahaman tersebut pernah disampaikan oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau pernah disampaikan oleh ulama Ahlus-Sunnah? Kalau engkau mendapatkan ucapan/pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman mereka Radhiyallahu 'anhum, (maka) berpegang teguhlah engkau dengan ucapan/pemahaman tersebut, dan janganlah (sekali-kali) engkau meninggalkannya dan memilih pemahaman lain, sehingga (akibatnya) engkau akan terjerumus ke dalam neraka!"[1]

Setelah prinsip di atas jelas, sekarang kami akan membahas tentang hakikat tasawwuf, agar kita bisa melihat dan menilai dengan jelas benar atau tidaknya ajaran tasawwuf ini.

LAHIRNYA AJARAN TASHAWWUF
Tasawwuf adalah istilah yang sama sekali tidak dikenal pada zaman para sahabat Radhiyallahu 'anhum, bahkan tidak dikenal pada zaman tiga generasi yang utama (generasi Sahabat, Tâbi'in dan Tabi'it Tâbi'in). Ajaran ini baru muncul sesudah masa tiga generasi ini.[2]

Ajaran ini, pertama kali muncul di kota Bashrah, Irak, yang dimulai dengan timbulnya sikap berlebih-lebihan dalam zuhud dan ibadah yang tidak terdapat di kota-kota (Islam) lainnya.[3]

Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata dalam kitab at-Tashawwuf, al-Mansya' wa al-Mashdar (hlm. 28): "Ketika kita mengamati lebih dalam ajaran-ajaran tasawwuf klasik maupun modern, dan ucapan-ucapan mereka yang dinukil dan diriwayatkan dalam kitab-kitab tasawwuf yang dulu maupun sekarang, kita akan melihat suatu perbedaan yang sangat jelas antara ajaran tersebut dengan ajaran Al- Qur`ân dan Sunnah. Dan sama sekali, tidak pernah kita dapati bibit dan cikal bakal ajaran tasawwuf ini dalam perjalanan sejarah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salllam dan para sahabat beliau Radhiyallahu 'anhum yang mulia, orang-orang yang terbaik dan pilihan dari hamba-hamba Allah Azza wa Jalla. Justru sebaliknya, kita dapati ajaran tasawwuf ini diambil dan dipungut dari kependetaan model Nashrani, dari kebrahmanaan model agama Hindu, peribadatan model Yahudi, dan kezuhudan model agama Budha".[4]

Dari keterangan yang kami nukilkan di atas, jelaslah bahwa tasawwuf adalah ajaran yang menyusup ke dalam Islam. Hal ini nampak jelas pada amalan-amalan yang dilakukan oleh orang-orang ahli tasawwuf, amalan-amalan ibadah yang asing dan jauh dari petunjuk Islam.

PRINSIP-PRINSIP DASAR AJARAN TASHAWWUF YANG MENYIMPANG DARI PETUNJUK AL-QUR`ÂN DAN AS-SUNNAH[5]
Orang-orang ahli tashawwuf –khususnya yang ada pada zaman sekarang– mempunyai prinsip dasar dan metode khusus dalam memahami dan menjalankan agama ini, yang sangat bertentangan dengan prinsip dan metode Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, dan menyimpang sangat jauh dari Al-Qur`ân dan Sunnah. Mereka membangun keyakinan dan tata cara peribadatannya berdasarkan simbol-simbol dan istilah-istilah yang mereka ciptakan sendiri, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mereka membatasi ibadah hanya pada aspek al-mahabbah (kecintaan) saja dengan mengenyampingkan aspek-aspek lainnya, seperti aspek al-khauf (rasa takut) dan ar-raja` (pengharapan), sebagaimana terlihat dalam ucapan beberapa orang ahli tashawwuf: "Aku beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, bukan karena aku mengharapkan masuk surga, dan juga bukan karena takut masuk neraka". (!?)

Memang benar, aspek al-mahabbah merupakan landasan ibadah. Akan tetapi, ibadah itu tidak hanya terbatas pada aspek al-mahabbah saja, seperti persepsi orang-orang ahli tashawwuf. Karena, ibadah itu memiliki banyak jenis dan aspek yang melandasinya selain aspek al-mahabbah, misalnya aspek al-khauf, ar-raja`, adz-dzull (penghinaan diri), al-khudhû` (ketundukkan), do'a, dan aspek-aspek lainnya.

Salah seorang ulama Salaf berkata: "Barang siapa yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan kecintaan semata, maka dia adalah seorang zindiq (kafir). Barang siapa yang beribadah kepada Allah l dengan pengharapan semata, maka dia adalah seorang Murji'ah. Barang siapa yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan ketakutan semata, maka dia adalah seorang Haruuriyyah (Khawarij). Dan barang siapa yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan kecintaan, ketakutan dan pengharapan, maka dialah seorang mukmin sejati dan muwah-hid (orang yang bertauhid dengan benar)".

Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla memuji sifat para nabi dan rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sa;;a, yang mereka senantiasa berdoa kepada-Nya dengan perasaan takut dan berharap, dan mereka adalah orang-orang yang selalu mengharapkan rahmat-Nya dan takut terhadap siksaan-Nya.[6]

2. Orang-orang ahli tashawwuf, umumnya, dalam menjalankan agama dan melaksanakan ibadah tidak berpedoman kepada Al-Qur`ân dan Sunnah, tetapi, pedoman mereka adalah bisikan jiwa dan perasaan mereka, serta ajaran yang digariskan oleh pimpinan-pimpinan mereka. Konkretnya dalam bentuk tarikat-tarikat bid'ah, berbagai macam dzikir dan wirid yang mereka ciptakan sendiri. Tidak jarang pula mereka mengambil pedoman dari cerita-cerita khurafat (yang tidak jelas kebenarannya), mimpi-mimpi, bahkan hadits-hadits palsu untuk membenarkan ajaran dan keyakinan mereka.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Orang-orang ahli tashawwuf, dalam beragama dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, (mereka) berpegang teguh pada suatu pedoman seperti pedoman yang dipegang oleh orang-orang Nashrani. Yaitu ucapan-ucapan yang tidak jelas maknanya, dan cerita-cerita yang bersumber dari orang yang tidak dikenal kejujurannya. Kalaupun ternyata orang tersebut jujur, tetap saja dia bukan seorang (nabi/rasul) yang terjaga dari kesalahan. Maka (demikian pula yang dilakukan orang-orang ahli tashawwuf), mereka menjadikan para pemimpin dan guru-gurunya sebagai penentu/pembuat syari'at agama bagi mereka, sebagaimana orang-orang Nashrani menjadikan para pendeta dan rahib mereka sebagai penentu/pembuat syari'at agama bagi mereka”.

3. Termasuk doktrin ajaran tashawwuf, ialah keharusan berpegang teguh dengan dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang ditentukan dan diciptakan oleh guru-guru thariqat mereka. Hingga merasa cukup dengan produk dzikir-dzikir tersebut, beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan selalu membacanya. Bahkan tidak jarang mereka mengklaim bahwa membaca dzikir-dzikir tersebut lebih utama daripada membaca Al-Qur`ân, dan mereka menamakannya dengan "dzikirnya orang-orang khusus".

Adapun zikir-zikir yang tercantum dalam Al-Qur`ân dan Sunnah, mereka namakan dengan "dzikirnya orang-orang umum". Kalimat thayyibah (lâ ilaha illallah), menurut mereka termasuk "dzikirnya orang-orang umum". Adapun "dzikirnya orang-orang khusus" ialah melantunkan kata tunggal ( ا للة ) dengan berulang-ulang. Lebih aneh lagi, mengulang-ulang kata (Huwa/Dia), mereka sebut sebagai "dzikirnya orang-orang khusus yang lebih khusus".

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahj berkata: "Barang siapa yang beranggapan bahwa kalimat (Lâ ilaha Illallah) adalah dzikirnya orang-orang umum, dan dzikirnya orang-orang khusus adalah kata tunggal ( ا للة ), serta dzikirnya orang-orang khusus yang lebih khusus adalah kata ganti (Huwa/Dia), maka dia adalah orang yang sesat dan menyesatkan".

4. Sikap ghuluw (berlebih-lebihan/ekstrim) orang-orang ahli tashawwuf terhadap orang-orang yang mereka anggap telah mencapai kedudukan 'wali' atau terhadap guru-guru tarikat mereka.

Pengertian wali dalam kamus mereka bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh Al-Qur`ân. Wali (kekasih) Allah Azza wa Jalla adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah Azza wa Jalla). Dan merupakan kewajiban kita untuk mencintai, menghormati dan meneladani mereka.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa derajat kewalian itu tidak hanya dikhususkan bagi orang-orang tertentu saja. Akan tetapi, setiap orang yang beriman dan bertakwa, maka ia adalah wali (kekasih) Allah Azza wa Jalla. Kedudukan sebagai wali Allah Azza wa Jalla juga tidak menjadikan diri seseorang terjaga dari kesalahan dan kekhilafan. Inilah makna wali dan kewalian, dan kewajiban kita terhadap mereka, menurut pemahaman Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah.

Adapun makna "wali" menurut kalangan ahli tashawwuf sangat berbeda dengan pemahaman Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah. Orang-orang ahli tashawwuf memiliki beberapa kriteria dan pertimbangan tertentu (yang bertentangan dengan petunjuk Al-Qur`ân dan Sunnah) dalam masalah ini. Mereka menobatkan derajat kewalian hanya kepada orang-orang tertentu saja tanpa dilandasi dengan dalil syari'at yang menunjukkan kewalian orang-orang tersebut.

Bahkan, tidak jarang, mereka menobatkan derajat kewalian kepada orang yang tidak dikenal keimanan dan ketakwaannya, atau kepada orang yang dikenal mempunyai penyimpangan dalam keimanan. Seperti orang yang melakukan praktek perdukunan, sihir dan menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla, melakukan hal-hal yang aneh-aneh atau di luar kebiasaan.

Kita dapat menjumpai mayoritas orang-orang ahli tashawwuf menobatkan seseorang sebagai "wali" hanya dikarenakan orang tersebut mampu menyingkap tabir dalam suatu masalah, atau orang tersebut melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia. Seperti terbang di udara menuju ke Makkah atau tempat-tempat lainnya. Terkadang berjalan di atas air, ketika ada orang yang meminta pertolongan kepadanya dari tempat yang jauh atau setelah dia mati, maka orang itu melihatnya datang dan menyelesaikan keperluannya, memberitahukan tempat barang-barang yang dicuri, memberitakan hal-hal yang ghaib (tidak nampak), dan lain-lain. Padahal, kemampuan melakukan hal-hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa pelakunya adalah wali Allah Azza wa Jalla.

Kaum mukminin telah sepakat dan sependapat mengatakan, jika ada orang yang mampu terbang di udara atau berjalan di atas air, maka kita tidak boleh terpedaya dengan penampilan tersebut sampai kita melihat, apakah perbuatannya sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ? Apakah orang tersebut selalu mentaati perintah beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjauhi larangannya? Karena hal-hal yang di luar kemampuan manusia ini bisa dilakukan oleh banyak orang kafir, musyrik, ahli kitab, ataupun orang munafik. Bisa juga dilakukan oleh para pelaku bid'ah dengan bantuan setan/jin. Oleh karena itu, setiap orang yang mampu melakukan hal-hal di atas, sama sekali, tidak boleh dianggap sebagai wali Allah.[7]

Kemudian, ternyata kesesatan orang-orang ahli tashawwuf tidak sampai di sini saja. Sebab, sikap mereka yang berlebih-lebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan orang-orang yang mereka anggap sebagai "wali", sampai-sampai mereka menganggap "para wali" tersebut memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti mengetahui hal-hal yang ghaib. Pada gilirannya, menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan syirik dengan menjadikan "para wali" tersebut sebagai sesembahan selain Allah Azza wa Jalla.

5. Termasuk doktrin ajaran tashawwuf yang sesat adalah mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan nyanyian, tarian, tabuhan rebana dan bertepuk tangan. Semua ini mereka anggap sebagai amalan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla (?!).

Dr. Shâbir Thu'aimah berkata dalam kitab ash-Shûfiyyah, Mu'taqadan wa Maslakan: "Saat ini, tarian shufi modern telah dipraktekkan oleh mayoritas tarikat Shufiyyah dalam pesta-pesta perayaan ulang tahun beberapa tokoh mereka. Para pengikut thariqat berkumpul untuk mendengarkan nada-nada musik, yang terkadang didendangkan oleh lebih dari dua ratus pemain musik pria dan wanita. Sedangkan para murid senior, dalam pesta ini duduk sambil mengisap berbagai jenis rokok, dan para tokoh senior beserta para pengikutnya membacakan beberapa kisah khurafat (bohong) yang terjadi pada sang tokoh yang telah meninggal dunia…".

6). Juga termasuk doktrin ajaran tashawwuf yang sesat, yaitu apa yang mereka namakan sebagai suatu keadaan/tingkatan, yang jika seseorang telah mencapainya, maka ia akan bebas dari kewajiban melaksanakan syariat Islam. Keyakinan ini muncul sebagai hasil dari perkembangan ajaran tashawwuf. Karena asal mula ajaran tashawwuf ialah melatih jiwa dan menundukkan watak dengan berupaya memalingkannya dari akhlak-akhlak yang jelek, dan membawanya pada akhlak-akhlak yang baik, seperti sifat zuhud, tenang, sabar, ikhlas dan jujur, menurut klaim mereka.

Tidak diragukan lagi –menurut pandangan orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang beriman– bahwa ucapan ini termasuk kekufuran yang paling besar. Bahkan ucapan ini lebih buruk dari pada ucapan orang-orang Yahudi dan Nashrani. Karena orang-orang Yahudi dan Nashrani, mereka mengimani sebagian (isi) kitab suci mereka dan mengingkari sebagian lainnya. Dan mereka itulah orang-orang kafir yang sebenarnya. Mereka juga membenarkan perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla, meyakini janji dan ancaman-Nya. Kesimpulannya, orang-orang Yahudi dan Nashrani yang berpegang pada ajaran agama mereka yang telah dihapus (dengan datangnya agama Islam) dan telah mengalami perubahan dan rekayasa, mereka ini lebih baik (keadaannya) dibandingkan orang-orang yang menyangka bahwa mereka telah bebas dari kewajiban melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla secara keseluruhan. Karena dengan keyakinan tersebut, berarti mereka telah keluar dari ajaran semua kitab suci, semua syariat dan semua agama. Mereka, sama sekali tidak berpegang kepada perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla. Bahkan mereka lebih buruk dari orang-orang musyrik yang masih berpegang kepada sebagian dari ajaran agama yang terdahulu, seperti orang-orang musyrik bangsa Arab yang masih berpegang dengan sebagian dari ajaran Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Untuk membenarkan keyakinan tersebut, di antara mereka ada yang berargumentasi dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

"Beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini (kematian)". [al-Hijr/15 : 99]

Kata mereka: "Makna ayat di atas ialah, sembahlah Rabbmu sampai kamu (mencapai tingkatan) ilmu dan ma'rifat, dan jika kamu telah mencapainya maka gugurlah (kewajiban melaksanakan) ibadah atas dirimu …".

Padahal pada hakikatnya, ayat ini justru menyanggah anggapan pandangan mereka. Dikatakan oleh Hasan al-Bashri rahimahullah : "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menjadikan bagi amalan orang-orang yang beriman batas akhir kecuali kematian," kemudian Hasan al-Bashri rahimahullah membaca ayat di atas.

Jadi, ayat di atas sangat jelas menunjukkan kewajiban setiap orang untuk selalu beribadah sejak dia mencapai usia dewasa dan berakal, sampai ketika kematian datang menjemputnya. Dalam ajaran Islam, sama sekali tidak ada yang dinamakan dengan tingkatan/keadaan, yang jika seseorang telah mencapainya maka gugurlah kewajiban beribadah atasnya, sebagaimana persangkaan orang-orang ahli tashawwuf.

PENUTUP
Setelah pembahasan di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa ajaran tashawwuf merupakan ajaran sesat yang menyimpang, sangat jauh dari petunjuk Al-Qur`ân dan Sunnah. Dengan mengamalkan ajaran ini –na'udzu billah min dzalik– seseorang bukannya semakin dekat dengan Allah Azza wa Jalla, tetapi justru semakin jauh dari-Nya. Dan hatinya, bukan semakin bersih, akan tetapi malah semakin kotor dan penuh noda.

Kemudian, jika muncul pertanyaan: "Kalau begitu, bagaimana usaha yang harus kita lakukan untuk mensucikan jiwa dan hati kita?" Maka jawabannya, sangat sederhana, yaitu pelajari dan amalkan syari'at Islam ini lahir dan batin; dengan itulah jiwa dan hati kita akan bersih[8]. Karena di antara tugas utama yang dibawa para rasul ialah mensucikan jiwa dan hati manusia dengan mengajarkan kepada mereka syariat Allah Azza wa Jalla.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata". [Ali 'Imrân/3 ayat 164].

Maka, orang yang paling banyak memahami dan mengamalkan petunjuk Al-Qur`aan dan Sunnah dengan baik dan benar, maka dialah yang paling bersih, suci hati dan jiwanya. Dan dialah yang paling bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla. Karena semua orang berilmu sepakat mengatakan, bahwa penghalang utama yang menghalangi seorang manusia dekat dengan Allah Azza wa Jalla ialah (kekotoran) jiwanya.[9]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XII/Ramadhan1429H/2008. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
___
Footnote
[1]. Syarh as-Sunnah, Imam al-Barbahâri (hlm. 61), Tahqiq: Syaikh Khâlid ar-Raddâdi.
[2]. Lihat Haqîqat ash-Shufiyyah, hlm. 14.
[3]. Majmu' al-Fatâwa, 11/6.
[4]. Ibid., hlm. 14.
[5]. Ringkasan dari pembahasan "Mauqif ash-Shûfiyyah min al 'Ibâdah wa ad-Dîn", oleh Syaikh Shâlih al-Fauzân dalam kitabnya, Haqiqat at-Tashawwuf, hlm. 17-38, dengan sedikit perubahan.
[6]. Lihat, misalnya firman Allah l dalam surat al-Anbiyâ`/21 ayat 90, dan ayat-ayat lainnya.
[7]. Majmu' al-Fatâwa, 11/215.
[8]. Untuk lebih jelasnya, silahkan menelaah kitab Manhajul Anbiyâ` fî Tazkiyatin-Nufûs, karya Syaikh Salîm al-Hilâli, yang ditulis khusus untuk menjelaskan permasalahan penting ini.
[9]. Seperti disimpulkan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya, Igatsatul-Lahafan dan al-Fawa'id.



Shared from Almanhaj.or.id for android

Wednesday, October 18, 2017

📜 KITA TAHU, TAPI SAYANG…❓

🌻🌻🌻🌻🌻


✏ Oleh: Ustadz Zainal Abidin, ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan :
“Seorang anak perempuan meninggal karena Tho’un, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya : “Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!”
Anak perempuan itu menjawab :

“Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu raka’at sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya”..

Berkata Ibnul Qayyim :

“Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya..”

🍃 Kita mengetahui, bahwa ucapan “Subhaanallaahi wa bihamdihi” sebanyak 100 kali dalam sehari akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang, Berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun.

🍃 Kita mengetahui, bahwa pahala dua raka’at Dhuha setara dengan pahala 360 shodaqah, akan tetapi sayang, Hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha.

🍃 Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar.

🍃 Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70 ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini.

🍃 Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid
walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu.

🍃 Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu janda dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang sholat sepanjang malam tanpa tidur. Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang pun janda dan anak yatim.

🍃 Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al-Qur’an dalam jadwal harian kita.

🍃 Kita mengetahui, bahwa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya,
padahal kita mampu melaksanakannya.

🍃 Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang yang paling banyak sholat malam, dan bahwasanya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallaam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan sholat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam.

🍃 Kita mengetahui, bahwa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu.

🍃 Kita sering menyaksikan orang-orang yang meninggal
mendahului kita. tetapi sayang, kita selalu larut dengan senda gurau dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan
hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka.

📣 Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah...
Semoga kita segera
mengubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan
datangnya hari perhitungan yang pasti akan kita hadapi..
Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..

🌋 Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan
tangan kita yang menjadi saksi..
Dan pada hari itu, setiap orang akan lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, teman-teman dan anaknya, karena pada hari itu setiap orang akan disibukkan dengan urusannya masing2.

Saya telah mengirimkan nasihat ini kepada orang yang saya cintai karena Allah, maka kirimkanlah nasihat ini kepada orang yang Anda cintai.

Monday, October 16, 2017

📚 *PERTEMANAN SESUNGGUHNYA*

🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃


Renungilah sejenak pesan ini…

Apakah engkau memiliki banyak sahabat..? Banyak pertemanan..? Berapakah jumlah teman yang engkau miliki..?

5 orang..?
20 orang..?
30 orang..?
Atau 100 orang..?
Atau mungkin 1000 orang..?

Saudaraku, sebanyak apapun teman yang engkau miliki atau yang engkau akrabi tetapi JIKA :

🔴 Tidak ada yang
       mengajakmu dalam
       kebaikan.

🔴 Tidak ada yang
       mengajak serta
       mengingatkanmu
       "hijrah" kearah yang
       lebih baik.

🔴 Tidak ada yang
       mengajakmu mengenal
       sunnah-sunnah Nabi
       shalallahu alaihi
       wasallam.

🔴 Tidak ada yang
       mengajakmu berangkat
       ke kajian untuk
       menuntut ilmu agama.

🔴 Tidak ada yang
       mengingatkanmu atau
       menegurmu untuk
       sholat.

🔴 Tidak mengajakmu selalu ingat pada Allah....

Jika benar demikian, maka pertemanan kalian itu adalah pertemanan yang semu. Karena teman yang sesungguhnya adalah teman yang selalu mengingatkanmu dan mengajakmu menjadi orang takwa dan dekat dengan Allah taala.

Semua pertemanan yang tidak dilandasi keinginan untuk saling mengingatkan akan Allah akan menjadi sia sia dan bahkan pada akhirnya akan menjadi permusuhan di hari kiamat!

Allah berfirman :

اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ

"Teman-teman karib pada hari itu (kiamat) nanti saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (Qs. Az-Zukhruf 67)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
"Bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah, inilah yang kekal selamanya." (Tafsir Ibnu Katsir) .

*Persahabatan yang akan kekal sampai hari kiamat adalah persahabatan yang dimana didalamnya ada saling menasehati, saling mengingatkan dalam ketakwaan dan saling mengajak kembali ke jalan Allah*

*Dan itulah persahabatan yang tidak pernah akan ada kerugian didalamnya*

🍃 Allah berfirman :

وَالْعَصْرِ (١) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (٢) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(٣)

"(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Qs. Al-'Asr 1-3)

Saudaraku, mari segera kita perbaiki lingkungan pertemanan kita, carilah lingkungan yang baik (yang sholih dan sholihah)..

✔ Yang selalu
       mengingatkanmu dan
       saling menasihati
       dijalan Allah..

✔ Yang berani menegurmu       jika engkau salah..

✔ Yang berani
       mengajakmu untuk
       menuntut ilmu agama..

✔ Yang berani 'nge-tag' berisi postingan-postingan yang bermanfaat bagi agamamu..

✔ Bahkan yang berani share tentang peringatan-peringatan yang berisi kebaikan untuk mengajakmu kembali kejalanNya..

✔ Dan yang tidak bosan menegurmu agar senantiasa memperbaiki diri agar lebih baik..

*Persahabatan yang sedikit tetapi peduli akan akhiratmu itu amat jauh lebih baik dibandingkan persahabatan yang banyak jumlahnya tetapi tidak ada yang mempedulikan akhiratmu*

Imam Syafi'i berkata :
“Jika engkau punya teman (yang selalu membantumu dalam ketaatan kepada Allah) maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari 'teman baik' itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.”

📝Republished By :💐 *Ukhuwah Fillah* 💐 Dakwah untuk ummat di atas manhaj Salaf.

✍🏻Silahkan berbagai.

🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃

Friday, October 13, 2017

MENAFKAHI ORANG TUA



Orang tua tidak pernah takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka.
Tapi banyak anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya dimasa tuanya.

Lihat diri kita saat ini,
Sehebat apapun kita, walaupun sukses setinggi langit,
tapi jika tanpa doa  dan perjuangan yang tulus orang tua kita yang telah merawat, mendidik dan membesarkan kita, maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan & kebahagiaan dalam hidup.

Uang bisa dicari,
ilmu bisa digali
jabatan bisa kita raih
tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali.

Satu ibu,
bisa merawat tujuh anaknya
tapi tujuh orang anak belumtentu bisa membahagiakan
satu orang ibu.

Satu ayah,
bisa menghidupi 7 anaknya
tapi tujuh orang anak belum  tentu dapat menghidupi
satu orang ayah.

" Dan kami wajibkan manusia agar ( berbakti ) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah bertambah lemah, dan putus susunya ( menyapihnya ) dalam dua tahun. Hendaklah engkau bersyukur kepada-KU dan kedua orang tuamu, kepada-KU lah tempat kembali"
( QS. 31:14 )

" Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain DIA ( Allah ). Dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkan lah dirimu terhadap mereka berdua, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : " Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil".
( QS. 17:23-24 )

Sesekali tengoklah orang tuamu,
tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur
lihat kerutan di wajahnya,
lihat rambutnya yang kini mulai memutih,
lihat badannya, yang dulu tegap kini mulai membungkuk,
semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya..

Sudahkah kita membuatnya bahagia hari ini?
Sudahkah kita membuatnya bangga hari ini?
Sudahkah kita membuatnya tersenyum hari ini?

Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas,
Tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas, semua begitu banyak, begitu tulus.

Yaa Allah,
Hadiahkanlah Kebahagiaan untuk kedua orangtua kami atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan kepada kami.
Aamin.

Maafkan ..
Ampuni ..
Terimakasih ..
Aku Mencintaimu Ayah, Ibu..
Kasihmu takkan pernah terganti

Hai anak Adam ...
Perlakukanlah orang tuamu seperti RAJA, maka hidupmu akan seperti raja...

Semoga bermanfa'at bagi kita semua.  Aamiin

Wednesday, October 11, 2017

SEDEKAH PAGI



1. Jika Kita Memelihara
'Kebencian Dendam', maka seluruh 'Waktu & Pikiran' yg Kita Miliki akan Habis begitu saja & Kita Tidak akan pernah menjadi 'Orang Yang Produktif'.

2. Kekurangan Orang Lain
adalah 'Ladang Pahala' bagi Kita untuk :
» Memaafkannya,
» Mendoakannya,
» Memperbaikinya,
» dan Menjaga Aib-nya.

3. Bukan 'Gelar & Jabatan' yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia', Jika Kualitas Pribadi kita Buruk, Semua itu hanyalah 'Topeng Tanpa Wajah'.

4. Ciri Seorang 'Pemimpin yg Baik' akan Tampak dari :
» Kematangan Pribadi,
» Buah Karya,
» serta Integrasi antara 'Kata & Perbuatan'-nya.

5. Jika Kita Belum bisa Membagikan Harta atau Membagikan Kekayaan, maka Bagikanlah 'Contoh Kebaikan' karena Hal itu akan 'Menjadi Tauladan'

6. Jangan Pernah Menyuruh Orang lain utk Berbuat Baik,
'Sebelum Menyuruh Diri Sendiri', awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari 'Diri Kita Sendiri'.

*7. Pastikan Kita sudah 'Beramal'*hari ini, Baik:
» dengan Materi,
» dengan Ilmu,
» dengan Tenaga,
» atau Minimal dgn
'Senyuman yg Tulus'.

8. Para Pembohong akan 'Dipenjara oleh Kebohongannya' sendiri.

Orang yg Jujur akan
'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya.

9. Bila Memiliki 'Banyak Harta',
maka Kita lah yg akan
'Menjaga Harta'.
Namun Jika Kita Memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'.

10. Bila 'Hati Kita Bersih', Tak ada Waktu untuk :
» Berpikir Licik,
» Curang,
» atau Dengki,
sekalipun terhadap Orang lain.

*11. Bekerja Keras adalah 'Bagian Dari Fisik',*Bekerja Cerdas merupakan 'Bagian Dari Otak', sedangkan Bekerja Ikhlas adalah
'Bagian Dari Hati'.

12. Jadikanlah setiap 'Kritik' bahkan 'Penghinaan' yg Kita
Terima sebagai 'Jalan Untuk Memperbaiki Diri'.

13.Kita tdk pernah tahu Kapan
'Kematian' akan 'Menjemput Kita,
tapi yg Kita Tahu Persis adalah 'Seberapa Banyak Bekal yg Kita Miliki untuk 'Menghadapinya'.

Tuesday, October 10, 2017

HR. Ahmad: 7836

"Setiap persendian manusia wajib untuk disedekahi setiap harinya, " beliau bersabda: "Mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, membantu dan menaikkan barang seseorang ke atas kendaraannya adalah sedekah, " beliau Bersabda lagi: "Ucapan yang baik adalah sedekah, " dan beliau juga Bersabda: "Setiap langkah menuju masjid adalah sedekah, dan menyingkirkan sesuatu yang berbahaya dari jalan adalah sedekah."

(HR. Ahmad: 7836) http://hadits.in/ahmad/7836

SAUDI VS INDONESIA



(Perbedaannya sedikit,  hanya di saat adzan dikumandangkan, namun pengaruhnya sangat luar biasa)

Secara akal, dari segi wilayah, Indonesia sepuluh kali lipat lebih luas dari Saudi

Dari segi kekayaan alam, Indonesia punya apel, asem, belimbing wuluh, cermai, dukuh, enau, flamboyan, gandaria, honje, kecapi, labu, mangga, nanas, okra, pisang, quince, rambai, sirsak, terong ungu, vanilla, wuni, pepaya, pala, alpukat, jambu, jeruk, bangkuang, semangka, nangka, duren,rambutan,Kesemek,klengkeng dan ribuan buah lainnya
Saudi, hanya punya buah kurma.

Indonesia, sepanjang
mata memandang ijo royoroyo, menghampar pohon yang rindang, kayu yang kuat, dan sayur mayurnya

Saudi, sepanjang mata memandang kering kerontang, gersang, berdebu berbatu-batu

Indonesia, di bawah bumi ada minyak bumi, gas, batubara, nikel, perak, tembaga, alumunium, timah, besi, emas dan intan

Saudi, hanya punya minyak bumi

Indonesia, di atas bumi ada minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai, minyak orang-aring, minyak jelantah apalagi.

Saudi, hanya punya minyak zaitun Bro....

Indonesia, sepanjang tahun cuaca segar

Saudi, musim panas membakar kulit, musim dingin meremukkan tulang

Indonesia punya ayam, bebek, burung, puyuh, merak, kijang, kambing, sapi, kerbau, gurame, lele, ikan mas, belut, dan mujair

Saudi, hanya punya kambing, sapi dan unta

Indonesia, punya 17ribu pulau

Saudi, gak punya satu pulau pun

Indonesia, dikelilingi lautan penuh ikan, kerang, kepiting, rumput laut dan mutiara

Saudi, hanya secuil sambungan dari Laut Merah

Lalu, kenapa Saudi yang penduduknya sedikit bisa kaya raya?
Kenapa Saudi yang wilayahnya kecil bisa kaya raya?
Kenapa Saudi yang hanya punya pohon kurma bisa kaya raya raya..?

😰😰😰😰😰
JAWABNYA adalah ketika adzan berkumandang...

Lihatlah...

Dimana petani Indonesia ketika adzan berkumandang? dan dimana petani Saudi ketika adzan berkumandang.?

Dimana pedagang Indonesia ketika adzan berkumandang dan dimana pedagang Saudi ketika adzan berkumandang?

Dimana pejabat Indonesia ketika adzan berkumandang? dan dimana pejabat Saudi ketika adzan berkumandang..??!

Seharusnya /Indonesia lebih makmur dari Saudi, secara akal fikiran.

Tapi karena Indonesia, Jauh dari keberkahan maka walaupun gemah ripah, alamnya kaya raya, ijo royoroyo.., namun penduduknya miskin dan berhutang....

Saudi, walaupun negerinya kering kerontang dan gersang tapi penduduknya kaya raya dan bisa memberi hutang.....

Dan Indonesia makin terpuruk lantaran meninggalkan sholat tepat waktu dan berjamaah

Ayo bangkit saudaraku..!!!...

Back to masjid

Lihat Saudi...
Masjidnya makmur....
Rakyatnya makmur....
Apa engkau tidak melihat ???!!!....

Lihatlah Turki mulai bangkit dan makmur karena warganya kini sholat berjamaah di mesjid

*Alloh SWT berfirman
ﻭَﺃْﻣُﺮْ ﺍَﻫْﻠَﻚَ ﺑِﺎﻟﺼَّﻠٰﻮﺓِ ﻭَﺍﺻْﻄَﺒِﺮْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ؕ ﻟَﺎ ﻧَﺴْﺌَﻠُﻚَ ﺭِﺯْﻗًﺎ ؕ ﻧَﺤْﻦُ ﻧَﺮْﺯُﻗُﻚَ ؕ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻗِﺒَﺔُ ﻟِﻠﺘَّﻘْﻮٰﻯ

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat (tepat waktu) dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya (berjamaah di mesjid). Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan akibat (sholat seperti) itu adalah kebaikan (karunia, rezeki, keberkahan, ampunan, dan pahala) bagi orang yang bertakwa".
(QS. Thaahaa : 132)

Ayo mulai saat ini kita niatkan bersama-sama ajak saudara laki-laki muslim kita untuk jaga Sholat 5 waktu tepat waktunya dan berjamaah di Masjid

Monday, October 9, 2017

Kisah Secangkir Kopi



( Nukilan dari khutbah Jum'at Ustadz Abdullah Zaen, MA )

Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Setelah mereka semua menggapai kesuksesan, kedudukan yang tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.

Setelah saling menyapa dan berbasa-basi, masing-masing mereka mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress.

Sejenak sang dosen masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir.

Ada cangkir-cangkir keramik tiongkok yang mewah. Cangkir-cangkir kristal. Cangkir-cangkir melamin. Dan cangkir-cangkir plastik.

Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh.. Namun ada juga cangkir plastik yang biasanya berada di rumah orang-orang yang amat miskin.
Sang dosen berkata, “Silahkan.. masing-masing menuangkan kopinya sendiri”.

Setelah setiap mahasiswa memegang cangkirnya, sang dosen berkata,

“Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih? Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa?

Manusiawi sebenarnya, saat masing-masing dari kalian berusaha mendapatkan yang paling istimewa. Namun seringkali itulah yang membuat kalian menjadi gelisah dan stress.

Sejatinya yang kalian butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya.

Akan tetapi kalian tergiur dengan cangkir-cangkir yang mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!

Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya.

Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah.

Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi.

Karena itu ku nasehatkan pada kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…”.

Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia. Banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang ia miliki, setinggi apapun kesuksesannya. Sebab ia selalu membandingkannya dengan apa yang dimiliki orang lain.

Setelah menikah dengan seorang wanita cantik yang berakhlak mulia, ia selalu berfikir bahwa orang lain menikah dengan wanita yang lebih istimewa dari istrinya.

Sudah tinggal di rumah sendiri, namun selalu membayangkan bahwa orang lain rumahnya lebih mewah dari rumah sendiri.

Ia bukannya menikmati kehidupannya beserta istri dan anak-anaknya. Tapi justru selalu memikirkan apa yang dimiliki orang lain, seraya berkata, “Aku belum punya apa yang mereka punya”.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan,

" ﻣَﻦْ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻓِﻲ ﺳِﺮْﺑِﻪِ، ﻣُﻌَﺎﻓًﻰ ﻓِﻲ ﺟَﺴَﺪِﻩِ، ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻗُﻮﺕُ ﻳَﻮْﻣِﻪِ؛ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﺣِﻴﺰَﺕْ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ "

"Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu; seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya". (HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani)

Seorang bijak berpetuah,

“Alangkah anehnya kebanyakan manusia! Mereka korbankan kesehatan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Setelah terkumpul, gantian mereka gunakan harta tersebut untuk mengembalikan kesehatannya yang telah hilang!

Mereka selalu gelisah memikirkan masa depan, namun melupakan hari ini. Akibatnya, mereka tidak menikmati hari ini dan tidak pula hidup di masa datang.

Mereka senantiasa melihat apa yang dimiliki orang lain, namun tidak pernah melihat apa yang dimilikinya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa meraih apa yang dimiliki orang lain dan tidak pula bisa menikmati milik sendiri.

Mereka diciptakan untuk satu tujuan, yakni beribadah. Dunia diciptakan untuk mereka gunakan sebagai sarana beribadah. Namun justru sarana tersebut malah melalaikan mereka dari tujuan utama”.

Maka, mari kita nikmati kopi kehidupan tersebut, apapun cangkirnya…

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻧْﻈُﺮُﻭﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻦْ ﻫُﻮَ ﺃَﺳْﻔَﻞَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨْﻈُﺮُﻭﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻦْ ﻫُﻮَ ﻓَﻮْﻗَﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺃَﺟْﺪَﺭُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺗَﺰْﺩَﺭُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺔَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Lihatlah orang yang ada di bawah dari kalian, jangan melihat yang ada di atas kalian, karena yang demikian lebih mendorong untuk tidak mengurangi nikmat Allah atasmu."


Di share oleh :
@STaushiyyah
📲 TG: Telegram.me/STaushiyyah

Gabung dan subcribe :

Thursday, October 5, 2017

KENAPA KITA UMAT ISLAM WAJIB BERBELANJA DI 212 MART.???




1. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang membantu anak yatim dan dhu'afa.

2. Ketika kita belanja di 212 Mart maka berarti kita sedang membantu perjuangan umat Islam sedunia.

3. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang berjihad di jalan Allah swt.

4. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang membangun dan menjaga ukhuwah Islamiyah.

5. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang memberdayakan kemandirian ekonomi umat.

6. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang mendorong pemerataan pendapatan ekonomi umat.

7. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang meningkatkan kesejahteraan umat.

8. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang mengurangi pengangguran.

9. Ketika kita belanja di 212 Mart, maka berarti kita sedang diam-diam melawan hegemoni dan penjajahan ekonomi oleh para kapitalis yang jumlahnya kurang dari 1% dari jumlah penduduk Indonesia.

Demikian juga, hal ini berlaku sebaliknya, jika kita belanja di mini karket milik mereka...!!!

Karenanya, awas hati-hati...!!!

Sadarlah bahwa kita umat Islam selama ini bersedekah kepada mereka ratusan milyar  rupiah setiap hari.!!!

Lah kok bisa...???!

Masih belum percaya..?!

Ini data, fakta, dan buktinya:

Republika Online mengungkapkan bahwa Alfamart pada tahun 2016 meraup untung bersih sebesar Rp.56,11 triliun dari konsumen muslim. Belum dengan Indomaret. Belum lagi dengan ribuan bentuk bisnis mereka lainnya.

Anggap saja kedua bisnis  mereka (Alfamart/Alfamidi, dan Indomaret) itu laba Rp.112 triliun setahun.

Maka, Rp.112 triliun : 365 hari = 306,849 milyar.

Artinya, tiap hari untung bersih mereka sekitar Rp.306,849 milyar.

Benar to kita menyumbang dan menolong mereka ratusan milyar tiap hari tanpa sadar.

Oleh sebab itu, mulai sekarang, pastikan kita tidak pernah pernah belanja kebutuhan sehari-hari, meskipun hanya 5 ribu rupiah, di mini market mereka,  jika kita tidak ingin termasuk orang-orang yang bersedekah kepada mereka, dan menolong mereka yang justru sedang menjajah kita.!

Dengan berbelanja di mini market milik kita sendiri, yaitu di 212 Mart, maka pada saat yang sama, berarti kita sedang:

1. Mengambil uang ratusan milyar tiap hari dan ratusan triliun tiap tahun dari mereka untuk Umat Islam.

2. Mengalihkan uang ratusan milyar tiap hari dan ratusan triliun tiap tahun dari mereka kepada Umat Islam.

3. Bersedekah uang ratusan milyar tiap hari dan ratusan triliun tiap tahun kepada saudara kita sendiri Kaum Muslimin Indonesia.

Dengan begitu, atas kuasa dan izin-Nya, maka betapa besarnya manfaat dunia akhirat yang kita dan umat dapat.

Betapa besarnya keberkahan dan pahala dunia akhirat yang kita dan umat dapat.

Allah swt telah mengingatkan kita:

"Dan mereka yang menyimpan emas dan perak (kekayaan), dan tidak membelanjakannya di jalan Allah (berbelanja di mini market orang lain yang sudah jelas-jelas menjajah dan mrmusuhi kita), beritahukanlah kepada mereka siksa yang teramat pedih", (QS. At-Taubah [9]: 34).

Rasulullah saw juga telah menegaskan kepada umatnya:

"Siapa orang yang tidak peduli dengan urusan (perjuangan, penderitaan) Kaum Muslimin, maka dia bukan lagi dari golonganku", (HR. Al-Hakim, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Ayat dan hadits di atas merupakan ancaman bagi seorang muslim yang hanya memikirkan dirinya sendiri, atau bahkan malah peduli, menolong, dan mendukung mereka yang justru menjajah, menguasai, menzhalimi, dan secara hakikat, esensi dan substansi  memusuhi kita umat Islam.

Wassalam..

Wednesday, October 4, 2017

CARA MANDI RASULULLAH SAW

CARA MANDI RASULULLAH SAW
Yang diajarkan oleh Baginda...

1. Bermula dari segayung siram di telapak kaki
2. Segayung di betis
3. Segayung di paha
4. Segayung di perut
5. Segayung di bahu
6. Berhentilah sejenak 5-10 saat/detik.
●Kita akan merasakan seperti uap/angin yang keluar dari
ubun-ubun bahkan meremang, setelah itu lanjutkan
dengan mandi seperti biasa.

●Hikmahnya:
Seperti pada gelas yang diisi air panas kemudian kita isi
dengan air sejuk. Apa yang terjadi?
Gelas akan retak !!!
●Jika tubuh kita.... apa yang retak?
Suhu tubuh kita cenderung panas dan air itu sejuk, maka
yang terjadi jika kita mandi langsung menyiram pada
badan atau kepala, angin yang harusnya keluar jadi
terperangkap atau kadang membawa maut karena
pecahnya pembuluh darah.

●Maka sebab itu kita sering menjumpai orang jatuh di
bilik mandi tiba-tiba kena 'stroke'. Boleh jadi kita sering
masuk angin karena cara mandi kita yang salah. Boleh
jadi kita sering migrain karena cara mandi yang salah.

●Cara mandi ini baik bagi semua umur
terutama yang mempunyai sakit diabetes, darah tinggi, kolesterol dan migrain/sakit kepala sebelah.
Insya Allah dpt ber angsur sembuh...

{ Silahkan share ilmu untuk manfaat bersama dan ganjarannya
akan ttp mengalir bg siapaun yg mngajarkan cara mandi Rosululloh }

Semoga bermanfaat

Tuesday, October 3, 2017

Kronologis kata "AHAD" diganti "MINGGU"



(By akhina fillah b s Ustadz Moh. Toha)
~~~~

Alkisah; Sebelum Tahun 1960, tak pernah dijumpai nama hari yg bertuliskan "MINGGU" selalu tertulis hari "AHAD".

Begitu juga penanggalan di kalender tempo dulu,

 masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan "Minggu".
Kita semua sepakat bahwa kalender atau penanggalan di Indonesia telah terbiasa dan terbudaya utk menyebut hari "AHAD" di dalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yg cukup lama.

- Bahkan telah menjadi ketetapan di dalam Bahasa Indonesia.

- Lalu mengapa kini sebutan hari Ahad berubah menjadi hari Minggu?

- Kelompok dan kekuatan siapakah yang mengubahnya?

- Apa dasarnya ?

- Resmikah dan ada kesepakatankah?

Kita ketahui bersama bahwa nama hari yang telah resmi dan kokoh tercantum ke dalam penanggalan Indonesia sejak sebelum zaman penjajahan Belanda dahulu adalah dgn sebutan :

1. "Ahad" (al-Ahad = hari kesatu),

2. "Senin" (al-Itsnayn=hari kedua),

3. "Selasa" (al-Tsalaatsa' = hari ketiga)

4. "Rabu" (al-Arba'aa = hari keempat),

5. "Kamis" (al-Khamsatun = hari kelima),

6. "Jum'at" (al-Jumu'ah = hari keenam = hari berkumpul/berjamaah),

7. "Sabtu" (as-Sabat=hari ketujuh).

Nama hari tersebut sudah menjadi kebiasaan dan terpola di dalam semua kerajaan di Indonesia.

- Semua ini adalah karena jasa positif interaksi budaya secara elegan dan damai serta besarnya pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia yang membawa penanggalan Arab.

Sedangkan kata "MINGGU" diambil dari bahasa Portugis, "Domingo" (dari bahasa Latin Dies Dominicus yang berarti "Dia Do Senhor", atau "HARI TUHAN KITA").

=> Dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata ini dieja sebagai "Dominggu" dan baru sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai "Minggu".

Jadi, kita pasti paham siapa yang dimaksud "TUHAN KITA", bagi yg beribadah di hari minggu.

Bagaimana ini bisa terjadi?

- Ada yang mengatakan dengan dana yang cukup besar dari luar Indonesia, dibuat membiayai monopoli pencetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia.

- Percetakan dibayar agar menihilkan (0) kata "AHAD" diganti dengan "MINGGU".

- Setetah kalender jadi, lalu dibagikan secara gratis atau dijual obral (sangat murah).
Dampaknya adalah:

- Masyarakat Indonesia secara tak sadar, akhirnya kata Ahad telah terganti menjadi Minggu di dalam penanggalan Indonesia.

Pentingkah?
Jawabannya :

"SANGAT PENTING" untuk upaya mengembalikan kata "Ahad" .

Bagi umat Islam adalah penting, karena :

- Kata "Ahad" mengingatkan kepada nama "Allah عزوجل " yg Maha "Ahad" sama dengan "MahaTunggal"/ "Maha Satu" / "Maha Esa".

- "Allah" tidak beranak dan tidak diperanakkan

- Kata "Ahad" dalam Islam adalah sebagai bagian sifat "Allah عزوجل " yang penting dan mengandung makna utuh melambangkan "ke-Maha-Esa-an Allah عزوجل ".

Oleh karena itu :

- Mari kita ganti "MINGGU" menjadi "AHAD".

- Apabila dalam 7 (tujuh) hari biasa disebut "SEMINGGU", yang tepat adalah disebut dengan "SEPEKAN", dan bukan "minggu depan", tapi "pekan depan".

Semoga hari ini penuh berkah buat kita dan keluarga.

Amin Ya Robbal 'Alamin.

Share ke teman sebanyak-banyaknya,
Mari mulai sekarang kembalikanlah hari AHAD.

lupakanlah minggu

Monday, October 2, 2017

*HUTANG… OH HUTANG …



Dari Muhammad bin Abdullah bin Jahsy radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam duduk ketika diletakkan Jenazah, lalu beliau mendongakkan kepalanya ke atas, kemudian menundukkannya, dan meletakkan tangannya di jidatnya seraya bersabda,

"Subhanallah! Subhanallah! Perkara yang berat apakah yang diturunkan!"

Kami merasa takut dan kamipun diam.
Keesokan harinya aku berkata kepada beliau, "Apakah perkara yang berat yang turun itu?"

Beliau bersabda, “Tentang hutang, demi Dzat yang diriku di tanganNya..
Kalaulah seseorang terbunuh di jalan Allah kemudian hidup lagi kemudian terbunuh lagi kemudian hidup lagi kemudian terbunuh lagi sementara ia mempunyai hutang, IA TIDAK DAPAT MASUK SURGA SAMPAI HUTANGNYA TERBAYAR.”

HR An Nasai.
(Shahih Targhib no 1804)."

HR An Nasai.
(Shahih Targhib no 1804).                          
✒ Ditulis oleh:
Ustadz Badru Salam, Lc. حفظه الله تعالى

Sunday, October 1, 2017

TIPS CUCI GINJAL ALAMIAH ***

Ternyata Biaya utk Cuci Ginjal kurang dari : Rp. 10.000.- saja .... !



Selama ber-Tahun² Ginjal kita menyaring darah dngn cara membuang : Garam , Racun & Zat² lain yg tdk diinginkan memasuki tubuh kita . Seiring berjalannya waktu ,  terjadi akumulasi Garam & memerlukan perawatan & pembersihan secara rutin & berkala , minimal 1 Bulan sekali ...

Berikut TIPS CUCI GINJAL kita secara murah & alami .
Biaya kurang Dari Rp.10.000,-

C̲a̲r̲a̲n̲y̲a̲ ̲s̲a̲n̲g̲a̲t̲ ̲m̲u̲d̲a̲h̲ ,̲ ̲
s̲b̲b̲ ̲:̲

1. Beli seikat daun Saledri ...

2 . Cucilah sampai bersih , lalu potong kecil² & masukkan ke dlm panci ...

3 . Tuangkan air bersih , kira2 1 liter , didihkan selama 10 menit & biarkan hingga dingin ...

4 . Saring & tuangkan kedlm botol yg bersih lalu simpan di dlm kulkas hingga dingin . Minum satu gelas setiap hari & Anda akan melihat semua endapan Garam & Racun lain yg keluar dari Ginjal Anda sewaktu buang air kecil ...

Anda juga akan melihat perbedaan yg tdk pernah anda rasakan sebelumnya ...

Saledri dikenal sebagai obat ALAMI terbaik utk mencuci Ginjal !!! Jadi tdk ada efek sampingnya !!! ..

Silakan disebarkan ke seluruh saudara & teman anda , agar bisa memberi manfaat bagi bnyk orang yg membutuhkan informasi ini .
Terutama bagi orang² yg rutin mengkonsumsi obat²an pabrik .
Semoga bisa bermanfaat !!!
Sumber : Group cahaya sunnah.
Tips kesehatan :
SAYANGI GINJAL ANDA Klu terjadi gangguan pd Ginjal , jngn cepat² cuci Darah !!!
Ini ada tips utk mengatasinya
Biji Alpokat diiris kecil² lalu jemur sampai kering ( spt kerupuk ) ...
Lalu di giling sampai halus , ambil serbuknya lalu buat seperti kita buat kopi atau teh . Minum seperti kita minum kopi 3 x sehari .
Minumlah sampai kembali normal. Gak ada efek samping ...

Salam sehat . Jngn pelit berbagi ke kawan kerabat sahabat family yaa . Selamat mencoba ...
> Kirim ke semua orang yg kita sayangi ... semoga kita semua hidup sehat ...

Prof. Dr. Ir Budi Indarto ... Semoga kita semua diberi KESEHATAN ... AMIIN SEMOGA BERMANFAAT
SILAHKAN SHARE ...